|
Menu Close Menu

Cegah Paham Radikal , Densus 88 Antiteror Mabes Polri Silaturrahmi Dengan Dai dan Khatib di Sumenep

Kamis, 16 Juni 2022 | 20.33 WIB

Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengumpulkan 75 para Dai dan Khatib di Aula Al-Ikhlas Kantor Kemenag Sumenep. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Sumenep-Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengumpulkan 75 para Dai dan Khatib di Aula Al-Ikhlas Kantor Kemenag Sumenep Kamis, 16 Juni 2022.


Para tokoh agama itu diajak silaturahim untuk menguatkan pemahaman Islam Wasathiyah untuk Indonesia damai.


Kanit 1 Subdit Kontra Ideologi Densus 88 Antiteror Mabes Polri AKBP Moh. Dofir saat sambutan menyampaikan banyak harapan kepada para dai dan khatib di Sumenep.


Pada diri tokoh agama tersebut kata AKBP Dofir melekat peran penting. Karena selalu ditengah-tengah masyarakat untuk menyampaikan narasi keagamaan.


"Sering kali kita mendengar berbagai seminar dan webinar tentang bahaya dan ancaman intoleransi dan radikalisme yang diadakan oleh berbagai instansi dan elemen masyarakat," terang AKBP Moh. Dofir.


Karena radikalisme, lahan subur berkembangnya kejahatan terorisme. Salah satu indikator bibit radikalisme itu subur adalah intoleransi.


Intoleransi sambung AKBP Moh. Dofir sangat meresahkan. Sering dipertontonkan diruang publik. Sengaja disebarkan untuk mengaduk-aduk perasaan masyarakat.


Padahal masyarakat sebenarnya memiliki akar budaya tenggang rasa, saling menghargai dan menghormati antar orang perorang. Antar kelompok masyarakat dengan kelompok lain. Termasuk antar penganut agama dan suku yang satu dengan lainnya.


"Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika suatu kelompok secara spesifik menolak untuk menoleransi praktek-praktek, para penganut atau kepercayaan yang berlandaskan agama," urai AKBP Moh. Dofir dihadapan  peserta silaturrahmi dai dan khatib dalam rangka penguatan Islam Wasathiyah Untuk Indonesia damai tersebut.


Penyebabnya, antara lain rendahnya pengetahuan agama, tidak terbuka tentang pengetahuan, mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial dan banyaknya penyebaran isu kebencian di media.


Sedangkan radikalisme adalah paham yang dibuat seseorang atau kelompok yang ingin perubahan sosial dan politik secara drastis dengan cara kekerasan.


"Sikap intoleransi bentuk pengingkaran terhadap kebhinnekaan dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila," paparnya.


Bagi Densus 88 Antiteror Mabes Polri, salah satu hal mendasar untuk memerangi terorisme dan radikalisme adalah mengembangkan sikap toleran dan menghilangkan eklusifisme kelompok.


Penting berfikir terbuka dan toleransi. Lalu waspadai provokasi dan hasutan. Upayakan selalu berjejaring dalam komunitas perdamaian.


Kegiatan silaturahim dai dan khatib masih kata AKBP Moh. Dofir sangat strategis. Karena para tokoh agamalah terjun di masyarakat untuk cegah paham intoleran dan radikal.


Mereka memiliki peran sentral sebagai agen narasi agama yang moderat. Khatib memiliki otoritas menasehati dan mengarahkan jamaah Jum'at.


Lebih lanjut AKBP Moh. Dafir mengupas tiga peran utama khatib. Yaitu, menyampaikan pesan damai, bisa diterima semua pihak karena netral dan berintegritas. Serta keteladanan bagi umat.


Kedepannya, Densus 88 Antiteror Polri berharap dai dan khatib bisa membumikan materi khatbah ditengah kerinduan spiritual jamaah.


"Sehingga materi khatbah relevan dengan situasi dan  kondisi kebutuhan rohani setiap jamaah," pungkasnya.


Kegiatan kerjasama Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kemendagri, Kemenag dan ormas keagamaan ini menghadirkan tiga nara sumber.


KH. Dr. Nawawi Thabrani, M. Hi pengasuh pondok pesantren Al-Azhar Asembagus Situbondo yang juga pengurus MUI Jatim dan Syuriah PCNU Situbondo.


Kemudian Dr. KH. A. Busyro Karim M.Si mantan Bupati Sumenep dan pengasuh pondok pesantren Al-Karimiyah Beraji Gapura Sumenep. Serta Febri Ramadhani mantan Deportan ISIS.


Sepanjang tahun 2022 Densus 88 dua kali menggelar kegiatan bersama para dai dan khatib di Sumenep. Selanjutnya direncanakan di Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk dan kepulauan Kangean Sumenep. (Yan)

Bagikan:

Komentar