|
Menu Close Menu

Rumah dan Realita Sosial

Senin, 20 Juni 2022 | 05.41 WIB



Oleh: Irwan Hidayat S. Sos*)

Lensajatim.id, Opini- Catatan tulisan ini saya tulis saat perjalanan dari Jakarta menuju surabaya dalam rangka (Mengelola Pelatihan Advance Training LK3 Badko Jawa Timur) dan di lanjut perjalanan terakhir ke sumenep._


Rumah merupakan gubuk saya dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, di tempat ini banyak menyimpan rahasia lelucon tentang masa dimana saya masih kanak-kanak dan remaja.


Sepintas dari potongan perjalanan kehidupan saya, yang menjadi alasan saya pulang. _Pertama_: rindu pada kedua orang tua yang sampai hari ini masih dalam lindungannya dan diberikan kesehatan selalu. _Kedua_: Di rumah ini saya banyak menyimpan buku buku para cendikiawan muslim bahkan sampai tokoh-tokoh nasional.


Dari kedua hal penting tersebut menjadi catatan saya selain Berjumpa kedua orang tua, saya membuka kembali cakrawala buku-buku yang tersimpan rapi di lemari rak buku karya tokoh cendikiawan dan para tokoh tokoh nasional lainnya. Seperti; gambar di atas yang saya pegang Karya Kakanda Eki Syachrudin "MORAL POLITIK - Sebuah Refleksi" tebal buku kurang lebihnya 772 Halaman.


Buku "MORAL POLITIK - Sebuah Refleksi" ini membuat saya terstruktur kembali pola pikiran mulai dari pola cara kepenulisannya, cara pandang, cara melangkah sehingga inilah yang menjadi catatan saya pulang kampung.


Dari karya abangda Eki Syachrudin saya banyak belajar dalam mengamati dunia realitas sosial, tulisan yang renyah dan mudah di pahami alur dinamika situasi bangsa pada saat itu, termasuk mulai dari dinamika partai politik, kalangan aktivis terutama HMI, tentu saja sampai hari ini masih relevan dinamikanya.


Dalam pengamatan saya, apa yang sudah saya alami dalam membaca situasi sosial, politik, bahkan pendidikan pun. Tentunya butuh peran pemuda dalam menopang ide gagasan nya setiap situasi yang berkembang di negara kita. Pengamatan nya tentu tidak terlepas dari ide melalui tulisan, gerakan, bahkan yang lainnya.


baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yang disematkan kepada Negeri Saba' memiliki arti : “Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun”. Kalimat tersebut seringkali digunakan untuk menggambarkan sebuah negara yang ideal. 


(*Penulis adalah Irwan Hidayat Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Founder Rumah Institute.

Bagikan:

Komentar