|
Menu Close Menu

Dosen UNESA : Mahasiswa Harus Kritis dan Mencermati Setiap Isu yang Berkembang

Minggu, 11 September 2022 | 17.02 WIB

 

Dr. Moch Mubarok, Dosen Ilmu Politik UNESA saat menjadi narasumber dalam Diskusi Publik bertajuk ' Mengkaji Kebijakan Pemerintah Dalam Kenaikan Harga BBM Bersubsidi ' oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Surabaya di salah satu Kafe di Surabaya. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Dr. Moch Mubarok, Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mendorong agar mahasiswa tetap kritis dan mencermati setiap isu-isu yang berkembang.


Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Surabaya di Parikesit Griya Dahar & Ngopi, Jl. Ketintang Madya No.171, Karah-Surabaya. Sabtu, (10/09/2022).


Menurut akademisi yang akrab disapa Cak Barok ini, dalam diskusi yang mengangkat tema  ‘Mengkaji Kebijakan Pemerintah Dalam Kenaikan Harga BBM Bersubsidi’, sebagai akademisi baik dosen maupun mahasiswa tidak harus turun ke jalan / demo, diskusi seperti ini juga bagian dari langkah pencerdasan bagi kita semua.


“Saya berpesan kepada peserta khususnya mahasiswa yang hadir, agar mampu bersikap kritis dan mencermati isu-isu yang berkembang,” pintanya.


“Kita berharap adik-adik mahasiswa bisa berperan aktif dalam diskusi ini, serta tidak simpang siur dalam menangkap suatu isu,” imbuh Ketua Lembaga Transformasi (Letram).


Cak Barok juga mengatakan, adanya kenaikan harga BBM tentunya berdampak ke berbagai sektor mulai dari ekonomi hingga dampak sosial. Selain itu, harga kebutuhan pokok akan naik, serta akan berdampak pada hilangnya pekerjaan masyarakat pula.


“Kalau mahasiswa sudah diam dan tidak kritis, maka kehancuran negeri ini tinggal menunggu waktu,” tandasnya.


Dengan adanya kebijakan pemerintah yang baru ini, lanjut Cak Barok, saya berharap pemerintah lebih fokus pada bagaimana BBM subsidi terukur dan tepat sasaran.


“Pertamina harus mampu mengendalikan subsidi BBM, sehingga tepat sasaran ke masyarakat yang membutuhkan, jangan sampai malah yang memakai pemilik kendaraan-kendaraan mewah," pungkas mantan Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya ini. (Red)

Bagikan:

Komentar