|
Menu Close Menu

Prediksi Tren Ekspor di Indonesia Menurun, Ini Tiga Langkah Strategis Kadin Jatim Tahun 2023

Selasa, 27 Desember 2022 | 16.33 WIB

Kadin Jatim, Kadin Institute, dan Eksport Center saat menggelar release media. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Surabaya- Tren ekspor Indonesia di Tahun 2023 diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 20 persen oleh  Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. Hal itu menyusul terjadinya krisis ekonomi dan stagflasi di banyak negara sehingga mengakibatkan anjloknya permintaan secara global.


"Bank Indonesia memperkirakan, realisasi ekspor Indonesia tahun 2023 hanya mampu naik sebesar 6 persen hingga 6,8 persen, diatas pertumbuhan perdagangan global yang menurut WTO hanya mampu bergerak positif diangka 1 persen. Hal ini berarti tren kenaikan ekspor Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan turun sebesar 20 persen," ujar Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, di Surabaya, Selasa (27/12/2022), lewat keterangan pers yang diterima redaksi.


Agar kinerja ekonomi dalam negeri, khususnya Jawa Timur tetap bisa berjalan normal, maka Kadin Jatim akan melakukan sejumlah langkah strategis di tahun depan. "Ada tiga prioritas utama yang akan kami lakukan di tahun 2023 hingga kami optimistis kinerja ekonomi Jatim bakal tetap tumbuh sebesar 5,72 persen," tambahnya.


Pertama dengan memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara dengan pertumbuhan yang masih stabil melalui misi dagang, seperti yang telah dilakukan Kadin Jatim bersama Pemprov Jatim beberapa waktu yang lalu ke Arab Saudi dan Malaysia. Malaysia menjadi prioritas negara tujuan ekspor karena ekonominya masih cukup bagus.


"Tahun ini, ekonomi Malaysia mampu tumbuh sekitar 14 persen, begitu juga dengan Arab Saudi. Kalau terpaksa harus masuk ke negara tujuan ekspor tradisional yang pertumbuhan ekonominya melambat, maka komoditas ekspor harus disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan negara tersebut," tandasnya.


Lebin lanjut ia mengungkapkan, sejauh ini Kadin Jatim juga ditugasi untuk mengelola Export Center Surabaya (ECS) yang memiliki misi membina Usaha Mirko Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu melakukan ekspor. Di tahun depan, realisasi ekspor melalui ECS diprediksi akan mencapai US$ 150 juta dari realisasi di tahun ini sebesar USS 106,588 juta.


Disisi lain, perdagangan dalam negeri juga harus digenjot. Kadin Jatim secara kontinyu mengikuti misi dagang antar provinsi yang digelar Pemprov Jatim. "Ini juga sebagai alternatif pasar bagi komoditas ekspor yang pertumbuhannya terkontraksi sehingga tidak sepenuhnya berorientasi ekspor seperti garmen dan alas kaki," ujar Adik.


Prioritas kedua adalah dengan mendorong peningkatan investasi luar negeri dalam rangka hilirisasi atau down streaming industri sekunder berbasis agro dan pertambangan mineral serta pariwisata sehingga Indonesia, khususnya Jatim menjadi pusat industrialisasi kebutuhan pokok dunia serta menjadi negara tujuan wisata dunia . Langkah ini sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja yang luas dalam rangka mengantisipasi bonus demografi.


"Karena pada tahun 2031, Indonesia mendapatkan bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif mencapai 201 juta jiwa. Ini kalau disiapkan akan jadi bonus tetapi jika tidak disiapkan justru akan menjadi malapetaka. Kadin Jatim bersama Kadin Institute memiliki komitmen besar dalam peningkatan SDM. Peningkatan kualitas SDM menjadi prioritas ketiga program Kadin di tahun depan," tambahnya.


Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim Tomy Kaihatu yang juga menjabat sebagai Kepala Pengelola ECS mengatakan, ada sejumlah tugas yang dibebankan pemerintah kepada ECSS, diantaranya sosialisasi, pendampingan dan konsultasi bagi UMKM orientasi ekspor, memberikan akses pasar hingga identifikasi produk unggulan layak ekspor serta target ekspor bagi eksportir baru.


Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun 2022 sejumlah target yang telah ditetapkan pemerintah terhadap Pengelola ECS telah dilampaui. "Pada tahun 2022, realisasi ekspor melalui ESC berhasil mencapai US$ 106,588 juta, melebihi target yang ditetapkan sebesar US$ 100 juta. Begitu juga dengan pendampingan, ada sekitar 404 pengusaha yang telah mendapatkan informasi pasar ekspor dari target sebesar 200 pengusaha. Pemahaman pengusaha terhadap sejumlah perjanjian perdagangan bebas atau FTA juga mencapai 8,29 persen dari target 5 persen," jelas Tomy. 


Adapun untuk peningkatan SDM, Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute menegaskan bahwa pada tahun ini, ada sejumlah capai yang telah berhasil dilaksanakan Kadin Institute dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dan ketenagakerjaan di Jatim.


"Melalui Kadin Institute, kami telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi untuk 1.284 peserta, pelatihan asesor sebanyak 102 asesor. Juga telah melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja sebanyak 6 kali, kerjasama dengan IHK Trier Jerman," terang Nurul.


Kadin Institute juga telah melakukan pelatihan dan uji kompetensi pemeriksa atau kurator produk UMKM sebanyak 187 kurator dan telah berhasil mengkurasi 825 UMKM dengan jumlah produk sebanyak 1.300 item produk. "Pada tahun depan, harapan kami akan mampu melakukan pelatihan dan uji kompetensi kepada 1.540 peserta," katanya.


Agar target tersebut terpenuhi, Kadin Jatim dan Kadin Institute menargetkan pendirian Rumah Vokasi di empat daerah. "Sebagai pilot project, Rumah Vokasi sudah didirikan di Gresik. Rumah Vokasi ini berfungsi sebagai tempat industri untuk melakukan komunikasi dengan seluruh stakeholder terkait dalam peningkatan SDM, termasuk dalam hal harmonisasi kurikulum antara dunia industri dengan dunia pendidikan," pungkasnya.(tim).

Bagikan:

Komentar