|
Menu Close Menu

Fenomena "Hijrah" Ustadz Hanan Attaki

Jumat, 16 Juni 2023 | 08.41 WIB

Ustadz Hanan Attaki didampingi oleh Gus Mahatir Muhammad, Bendahara Umum NBI saat kegiatan dakwah di Jember, Jawa Timur. (Dok/Istimewa).


Oleh Edy Yakub


Lensajatim.id, Opini- Sejenak, beranda Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, Jawa Timur, 11 Mei 2023, pun hening, lalu terdengarlah suara kesaksian.


Bismillahirrahmanirrahim ...


Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah. Radhitu billaha rabbah, wa bil islami dina, wa bi muhammadin nabiyya wa rasula.


Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan demi Allah benar-benar muslim, mukmin, dhohiron wa bathinan.


Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah ulama, habaib, kiai dari kalangan ahlussunnah wal jamaah.


Saya ustad Hanan Attaki bersumpah, berbaiat, demi Allah benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah, jamaah, dan ajaran Nahdlatul Ulama yang dita’sis oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahad Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dhohiron wa bathinan, wa radhitu bidzalika.


Saya ustad Hanan Attaki, menyatakan benar-benar dhohiron wa bathinan menerima sistem bernegara, berbangsa, NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan bimbingan para ulama, para habaib dari Ahlussunnah wal Jamaah.


Selanjutnya, kami menyatakan siap mati membela Islam, siap mati membela Ahlussunnah wal Jamaah, siap mati membela dan memperjuangkan Nahdlatul Ulama, siap mati untuk NKRI.


La haula wala quwwata illa billahil aliyyil ‘adzim


Ya, itulah lima poin penting yang diikrarkan pendakwah milenial Ustadz Hanan Attaki dalam acara Halal Bihalal 1444 H Keluarga Besar Pesantren Sabilurrosyad yang dipimpin KH Marzuki Mustamar.


Ikrar itu strategis, karena Ustadz Hanan Attaki atau Tengku Hanan Attaki (tokoh muda kelahiran Aceh pada 31 Desember 1981), yang menjadi pendiri "Pemuda Hijrah", dan ikrar diucapkan tepat di hadapan ulama yang juga Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur itu.


Yang menarik, berbagai komunitas perkotaan/urban yang jauh dari "pergaulan" berpola NU itulah yang "diwadahi" oleh ustadz "milenial" dan pendakwah di youtube channel itu, diantaranya komunitas motor, parkour, skateboard, BMX, dan hobi lainnya


Nah, fakta dibalik baiat pendakwah milenial ke lingkaran NU itu tak kalah menariknya, kok bisa pendiri "Pemuda Hijrah" yang mewadahi berbagai komunitas milenial untuk belajar agama itu memilih NU ?! Ada apa dengan "titik balik" yang luar biasa dan misteri itu ?!


Kisahnya inspiratif dan sangat memotivasi. Sepulang umrah, dirinya berdoa agar dipertemukan dengan murrobi (guru yang mengajar dan mendidik) yang dapat membimbingnya menuju ke jalan-Nya.


Setelah itu, dirinya bersama istri mudik ke kampung halaman istri di Malang dan sang istri mengaku berguru kepada Kiai Marzuki di Malang. Akhirnya tanpa berpikir panjang, mereka pun berangkat tabarruk kepada guru sang istri itu, Kiai Marzuki Mustamar.


Saat itulah, Hanan Attaki yang merupakan penerima beasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir (jurusan Tafsir al-Quran) itu merasa terharu saat mendengarkan dakwah lembut Kiai Marzuki.


Sejak saat itu, pendakwah muda di Masjid Salman ITB (Direktur Rumah Quran ITB) itu minta diangkat menjadi muridnya hingga akhirnya ada baiat ala NU saat Halal Bi Halal itu.


Baginya, proses "pengakuan" (baiat) ini merupakan pengalaman luar biasa, sejak dilahirkan ibu kandungnya. Menurut dia, langkah ini menjadikannya seperti terlahir dua kali.


Selain itu, kelahiran barunya itu juga menjadi jawaban atas banyaknya teman yang hijrah lewat dirinya, namun akhirnya belajar sendiri secara online dengan diwadahi oleh teman-teman Salafi.


"Setelah ini, saya berharap teman-teman yang hijrah itu bisa merujuk ke kiai-kiai kota/urban. Tantangannya, milenial perkotaan ini memang nggak bisa disamakan dengan model santri," tutur ustadz muda itu.


Saat bertemu Gus Fikri dan ulama-ulama muda NU di Jember (2/6/2023), ia menyatakan siap berkolaborasi dengan ulama-ulama muda NU untuk mengembangkan dakwah ala “Wali Songo” di kalangan milenial di wilayah perkotaan atau urban.


"Saya ingin berbagi dengan teman-teman dai muda NU supaya kita bisa sama-sama berkolaborasi dalam menggarap dakwah anak muda milenial di seluruh Indonesia," katanya dalam pengajian di Masjid Pondok Pesantren Riyadlus Sholihien, Jember, Jawa Timur (2/6/2023).


Dirinya mengaku selama ini melakukannya sendiri. "Insyallah, mudah-mudahan, saya sekarang bisa berkolaborasi dengan dai-dai muda NU dengan lebih masif lagi, lebih baik lagi," katanya.


Harapannya, kolaborasi itu akan menjadikan anak-anak muda Indonesia ini setelah hijrah benar-benar menjadi ahlussunnah wal jamaah. "The real Aswaja," kata Hanan.


Namun, Hanan mengaku tidak akan mendefinisikan sendiri arti Aswaja. "Itu bukan kapasitas saya. Saya manut kepada dawuh kiai yang mendefinisikan ahlusunnah wal jamaah. Tugas saya adalah menerjemahkan dawuh para kiai ke dalam bahasa anak-anak muda,” katanya.


Saat ini, banyak orang yang percaya diri membuat definisi hak dan batil (kebenaran dan keburukan) dengan hanya berlandaskan jargon "Kembali kepada Alquran dan Sunnah".


"Ada yang mengatakan ‘jangan fanatik kepada ulama’, karena mereka manusia, kita manusia. Padahal antara ulama (ilmuwan agama) dengan orang yang tak berilmu itu tidak sama. Belajar yang benar itu harus kepada orang yang berilmu. Di sekolah dan kampus saja begitu," ucapnya.


Fenomena "kelahiran baru" ustadz Hanan Attaki itu disambut antusias oleh Bendahara Yayasan Nusa Bangsa Indonesia (NBI) Mahathir Muhammad. Baginya, Hanan Attaki bisa menjadi napas dan energi baru untuk penguatan ahlusunnah wal jamaah di kalangan milenial urban.


"Setelah ada agenda (baiat) Hanan Attaki bersama KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim) itu, saya menilai ada momentum strategis untuk berkolaborasi dakwah, karena ceruk-ceruk milenial urban itu jarang digarap dai-dai muda NU," katanya.


Ungkapan antusias dari Mahathir yang juga Wakil Bendahara PW Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur itu agaknya penting menjadi "pelajaran" bagi NU untuk menengok jamaah/jamaah muda di kawasan urban. Semoga. (edyyakub)

Bagikan:

Komentar