|
Menu Close Menu

Survei WI : Airlangga Jadi Presiden Idola Kaum Perempuan

Rabu, 28 Juni 2023 | 10.59 WIB


JAKARTA, lensajatim.id - Jumlah pemilih perempuan lebih banyak sekitar 126 ribu dibanding pria, yaitu  jumlah pemilih perempuan di dalam negeri mencapai 92.929.422. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengukur preferensi dan rasionalisasi pilihan politik kaum perempuan pada Pemilu 2024.


Survei dilakukan lembaga Warna Institut (WI), dengan jajak pendapat kaum perempuan warga negara Indonesia yang tersebar di 34 provinsi, sebanyak 2200 jiwa. Sekitar 67,7 persen kaum perempuan yang menjadi responden pernah ikut memberikan suaranya pemilu 2019 dan 32,3 persen pemilih pemula.


Pengambilan sample mengunakan metode multistage random sampling, hasil penelitian survei ini memiliki confidence level sebesar 95 persen, margin of rrror kurang lebih 2,09 persen dan survei ini dimulai sejak tanggal 10-22 Juni 2023.


Direktur Executive WI, Frika Faudilah S.Kom, mengatakan, menyatakan bahwa 80,6 kaum perempuan tidak suka dengan gaya kampanye relawan relawan bakal capres yang isinya politik identitas, saling mendiskreditkan bakal capres lainnya.


"Hasil penelitian Warna Institut menyatakan bahwa 80,6 Kaum perempuan tidak suka dengan gaya kampanye relawan relawan bakal capres yang isinya politik identitas,saling mendiskreditkan bakal capres lainnya," kata  Frika dalam keterangan tertulis, Rabu (28/6/2023).
menjawab


Menurutnya, sebanyak 86,7 persen tidak menyukai bakal capres yang ambisius dan hanya pencitraan, 87,8 persen kaum wanita menyukai dan menerima tokoh yang punya rekam jejak kinerjanya yang berdampak pada ekonomi keluarga kaum perempuan.


Dari sejumlah tokoh yang dipilih seperti Ganjar Pranowo, Prabowo, Anies Baswedan dan Airlangga Hartanto. Hanya Menko Perekonomian dipilih 54,9 menjadi pilihan paling diminati kaum perempuan.


Sisanya 11,8 persen menyatakan merasakan kinerja dan program Prabowo Subianto sebagai Menhan, 5,3 persen memilih Ganjar Pranowo 3,4 persen memilih Anies Baswedan. Sedangkan sebanyak 24,6 persen tidak menjawab.


Lebih lanjut, Frika menjelaskan sebanyak 59,8 persen kaum perempuan menginginkan Presiden berlatar belakang sipil dan sebanyak 21,8 persen menginginkan presiden berlatar belakang Militer/Polisi kemudian sebanyak 19,4 persen tidak mempermasalahkan latar belakang presiden.


"Sebanyak 67,9 persen kaum perempuan tidak mempermasalahkan Presiden tidak berkeluarga atau punya istri atau suami dan sebanyak 32,1 persen kaum perempuan menyatakan Presiden harus punya istri atau suami, sedangkan sebanyak 1 persen tidak menjawab," ungkapnya.


Menanggapi hasil survei WI, Dr. Fajri Muharja. Pengamat Ekonomi Politik Universitas Andalas mengatakan itu merupakan langkah positif bagi Airlangga Hartarto maju sebagai capres 2024.

 

"Pemilih kaum perempuan yang dukung Airlangga Hartarto sebagai presiden, karena adanya bukti kerja nyata beliau sebagai Menko Perekonomian yang langsung dengan kaum perempuan, ini yang menjadi nilai positif bagi Golkar dan Airlangga," kata Fajri Muharja kepada awak media, Rabu (28/6/2023).

 

Fajri menyebutkan,pengalaman dalam bidang ekonomi menjadi daya tarik bagi Airlangga untuk mendongkrak ekonominya terhadap masyarakat.


"Pengalaman di bidang ekonomi menjadi daya tarik bagi Airlangga untuk mendongkrak ekonominya masyarakat,"ungkapnya.


Menurut dia,kaum milenial dari perempuan juga harus menjadi perhatian Golkar karena bisa menambah suara Airlangga di Pilpres 2024.

 

Sebagai capres alternatif, Airlangga pasti bisa menang untuk mengalahkan calon-calon presiden lainnya. Kekuatan Airlangga dalam ekonomi itu menjadi modal sebagai presiden pilihan masyarakat.

 

"Membangun citra positif dan modal ekonomi sebagai kekuatan Airlangga menang jadi presiden," tuturnya.

 

Sebelumnya Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, presiden harus memahami ekonomi. Hanya saja, dia menilai kemampuan itu tak dimiliki calon-calon presiden yang ada.


"Melihat dari tiga bakal calon diantaranya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Saya lihat sebagian besar bukan orang yang mengerti ekonomi betul," katanya, dikutip Jumat (18/6/2023). (Redaksi)

Bagikan:

Komentar