|
Menu Close Menu

Wakil Ketua DPR RI Apresiasi Keberhasilan KTT ke-43 ASEAN

Senin, 11 September 2023 | 19.23 WIB

Rahcmad Gobel, Wakil Ketua DPR RI . (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Jakarta-  Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel, mengapresiasi pemerintah Indonesia, khususnya kepada Presiden Joko Widodo yang berhasil mengemban amanat keketuaan Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.


“Two thumb up untuk Indonesia. Banyak kesepakatan yang bisa dicapai, khususnya di bidang ekonomi. Ini membuktikan tentang visi dan kemampuan Indonesia dalam kepemimpinan global dan kawasan,” ungkap Gobel dalam keterangannya,  Minggu (10/9).


Hal itu ia sampaikan menanggapi hasil KTT ke-43 ASEAN yang berlangsung pada 5-7 September 2023 di Jakarta. Dalam kegiatan itu, selain anggota ASEAN, juga hadir sejumlah negara mitra ASEAN seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, India, dan Australia.


KTT kali ini diikuti 22 negara, termasuk 11 negara anggota ASEAN, dan sembilan organisasi internasional. KTT menghasilkan 90 dokumen penting. Di antaranya bidang ekonomi mendapat perhatian khusus dari Rachmad Gobel, khsusnya tentang penguatan ketahanan pangan, energi, kesehatan, dan keuangan. Selain itu, tentang ekonomi biru, yaitu ekonomi yang berwawasan lingkungan. Juga tentang ekosistem kendaran listrik dan ekonomi digital.


Legislator asal Gorontalo itu juga mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, dunia dihadapkan pada tantangan konkret di bidang kesehatan, energi, dan pangan. Pandemi covid-19, perubahan iklim, dan perang Rusia-Ukraina menyadarkan dunia tentang pentingnya kerja sama dalam menghadapi problem kesehatan, pasokan pangan, dan ketersediaan energi.


Perubahan iklim, imbuhnya, berakibat terganggunya pangan akibat pertanian yang gagal. Sedangkan perang Rusia-Ukraina berakibat naiknya harga pupuk, harga pangan, dan harga energi. Semua itu terjadi berbarengan.


“Tanpa perhatian dan kerja sama yang baik maka dunia akan dihadapkan kepada kematian, kemiskinan, kelaparan, ketertinggalan. Ini semua membawa dunia pada kemunduran dan konflik. Yang menderita bukan hanya negara-negara berkembang, tapi juga negara-negara maju. Menurunkan ego adalah pilihan terbaik. Sekarang saatnya kerja sama dan keluasan hati,” tegasnya.


Khusus bagi Indonesia, kata dia, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Pertama, membangun ekosistem pertanian yang sehat, berkelanjutan, dan menguntungkan petani. Saat ini, Indonesia harus bersusah payah mencari pasokan beras ke beberapa negara karena sejumlah negara yang selama ini memasok beras ke Indonesia tak lagi mengekspornya. Mereka mengutamakan pasokan dalam negerinya karena ancaman kekurangan pangan dunia. Selain itu, petani selalu mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan ketersediaan pupuk maupun harga produk pertanian yang jatuh saat panen.


Kedua, membangun ekosistem kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan berkelanjutan. Indonesia masih tergantung pada impor obat-obatan dan alat-alat kesehatan. Masyarakat juga mengeluhkan kualitas pelayanan dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Di sisi lain, tingkat kesehatan masyarakat masih rentan, bahkan angka stunting anak-anak Indonesia yang masih relatif tinggi.


“Semoga dengan adanya keputusan KTT ASEAN kali ini Indonesia bisa banyak mengejar ketertinggalan di bidang pertanian, pangan, dan kesehatan,” katanya.


Gobel juga menyambut gembira tentang adopsi kerangka kerja ekonomi biru. Indonesia memiliki laut yang sangat luas, memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, dan sebagai negara tropis Indonesia juga memiliki potensi air tawar yang besar.


“Semua potensi itu bisa menjadi magnet dalam ekonomi biru, khususnya di bidang pangan, energi, wisata, dan riset. Tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan semua potensi tersebut menjadi keuntungan nyata bagi Indonesia dan berkontribusi bagi dunia,” ungkap Ketua DPW NasDem Gorontalo itu.


Ia mengakui Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, khususnya tambang mineral, serta potensi pasar  yang besar, sehingga bisa berkontribusi besar dalam ekosistem kendaraan listrik maupun ekonomi digital. “Sayangnya Indonesia masih menjadi objek dunia,” ujarnya.


Gobel percaya dengan ide, prakarsa, dan kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia akan mendapat kepercayaan investor global dalam membangun ekosistem kendaraan listrik maupun ekonomi digital.


“Kuncinya adalah pada kemampuan para menterinya dalam menerjemahkan visi Presiden. Jangan ada vested interest pribadi agar investor dunia percaya. Kita memiliki segalanya untuk mewujud semua potensi yang ada,” tukasnya.


Pada bagian lain, Gobel mengatakan, teknologi ramah lingkungan tak hanya kendaraan listrik, tapi juga mencakup beragam produk industri, termasuk di bidang elektronika. "Banyak hal yang harus disiapkan dan dikerjakan," katanya.


Lebih lanjut Gobel mengingatkan, investasi teknologi membutuhkan kepercayaan yang besar.


“Karena butuh dana besar dan berjangka panjang maka tidak boleh ada ruang untuk bermain untung jangka pendek. Nanti dapatnya teknologi sisa,” katanya lagi.


Gobel juga mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk mewujudkan semua kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT ke-43 ASEAN.


"Kita sudah memiliki omnibus law UU Cipta Kerja, namun masih banyak regulasi turunannya yang belum terwujud serta perilaku yang belum seirama sehingga kemudahan berinvestasi dan kepastian hukum masih menjadi masalah," pungkasnya. (nasihin/*)

Bagikan:

Komentar