|
Menu Close Menu

Ratusan Santri Ikuti Nobar Film 'Kejarlah Janji' KPU Sumenep

Senin, 23 Oktober 2023 | 07.17 WIB

KPU Menggelar Nonton Bareng (Nobar) bersama 250 Santri Ponpes Raudhatut Tholibin . (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id Sumenep – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menggelar Nonton Bareng (Nobar) bersama 250 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatut Tholibin, Kolor, Kota Sumenep pada Minggu (22/10/2023) malam.


Kegiatan yang diikuti oleh ratusan santri tersebut, juga dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia, tepat pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023.


Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua dan anggota KPU Sumenep bersama seluruh sekretariat juga Pengasuh Ponpes Raudhatut Tholibin, KH Halimi.


Komisioner KPU Sumenep, Rafiqi mengatakan bahwa kegiatan Nobar film tersebut berjudul ‘kejarlah mimpi’ yang diproduksi KPU RI dan disutradarai oleh Garin Nugroho itu memang memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana cara menjadi pemilih yang benar dan baik.


“Melalui film ini, untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya suara pemilih pemula untuk menciptakan sistem pemerintahan lima tahun ke depan yang baik serta tidak golput,” katanya, Minggu (12/10/2023).


Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan dalam film tersebut juga menggambarkan perbedaan pilihan. Tapi, kata Rafiqi, tetap dalam bingkai persatuan dan kerukunan. Juga menangkal berita Hoaks serta bijak dalam menyikapi perbedaan dalam pemilu.


"Seiring dengan suhu politik saat ini yang mulai menghangat. Ada yang sudah membentuk koalisi ada pula yang baru menjalin koalisi. Manuver tersebut memancing berbagai kalangan untuk memperbincangkan opini," urainya.


Bahkan, katanya, bermacam opini yang terbangun. jagat digital riuh saling bersahutan bak burung berkicau. Bagi awam, perang opini itu kadang terlihat sebagai tontonan vulgar yang tidak mengedepankan adat ketimuran yang penuh hormat, toleransi, dan saling menghargai.


"Itu bisa menjadikan hati makin keras kemudian menumbuhkan antipati kepada pihak yang tidak disukai. tidak ada yang mustahil orang biasa yang tidak mempunyai kemampuan bisa saja dipromosikan bagai pahlawan bijaksana dan menjadi teladan," katanya menegaskan.


Rafiqi menambahkan, sebaliknya seorang tokoh yang mempunyai kapabilitas serta kualitas bisa terjatuh terjerembab ke lembah paling dalam.


“Kita sebagai masyarakat indonesia yang cerdas, harus selalu mengcover itu supaya tidak menyebar kemana-mana,” pungkasnya. (Zi)

Bagikan:

Komentar