|
Menu Close Menu

Ning Lia Ajak Kaum Perempuan Berperan Wujudkan Pemilu Damai

Senin, 13 November 2023 | 23.31 WIB

Seminar yang diselenggarakan oleh PAC Fatayat NU Kertosono Nganjuk Jawa Timur. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id, Nganjuk- Pimpinan  Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur menggelar seminar dengan tema " "Egalitarian Kepemimpinan Perempuan Di Era Digitalisasi Menuju Pesta Demokrasi Yang Madani",  di Kantor MWCNU Kertosono, Minggu (12/11/2023).


Yumrotun Nafi’ah, Ketua Fatayat NU Kertosono menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan mengajak masyarakat berpartisipasi mewujudkan pesta demokrasi yang madani.


“Dengan mengambil tema pesta demokrasi yang madani, maka Fatayat Kertosono ingin mengambil peran terwujudnya demokrasi yang sehat dan damai. Masyarakat menyikapi kontestasi politik secara positif, yaitu tetap menjaga nilai toleransi dan tidak saling bermusuhan hanya karena perbedaan pandangan politik,” jelasnya.


Yumrotun menambahkan, seminar itu  dihadiri ratusan peserta, baik dari kader Fatayat NU,  perwakilan Tim Penggerak PKK Kertosono, utusan Muslimat NU, MWCNU Kertosono, IPNU dan IPPNU. 


Hadir sebagai narasumber dalam ke6 tersebut diantaranya :  Sekretaris MUI Jatim Dr. Lia Istifhama, Dosen UIN Satu Tulungagung Arifah Milati Agustina, M.H.I., dan Wakil Ketua MWC NU Kertosono yang sekaligus Muballigoh  Nyai Juwariyah, M.Pd.I.


“Laki-laki  dan perempuan memang berbeda, tapi bukan untuk dibeda-bedakan. Maka dalam kompetisi untuk menjadi pemimpin pun, laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama. Dan perempuan harus memiliki spirit  women support women, perempuan harus saling mendukung, sehingga akan memperkuat gerakan perempuan itu sendiri,” ungkapnya.


Ia lalu mengutip  sebuah hadis sebagai bentuk penghormatan Islam terhadap perempuan: ‘Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada orang perempuan.’


Ditempat yang sama,Lia Istifhama menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan budaya damai.


“Menghadapi tahun politik, maka penting bagi kita semua kaum perempuan untuk menopang culture of peace atau budaya damai. Bagaimana proses demokrasi dengan segala riuhnya kontestasi serta kompetisi poltik, tetap damai dan aman. Damai disini salah satunya adalah adanya kepercayaan satu sama lain, terutama pada negara,” terang perempuan yang akrab disapa Ning Lia ini.


Keponakan Gubernur Khofifah ini lalu mengutip pemikiran Ibnu Khaldun tentang siklus sosial sebuah bangsa.


“Siklus pertama, masyarakat dengan segala kesederhanaan dan solidaritas yang tulus tunduk di bawah otoritas kekuasaan yang didukungnya. Kedua, mulai ada pergeseran dimana terdapat masyarakat yang diuntungkan pemerintah, dan ada yang dirugikan. Sehingga mulai ketidak percayaan dan kesenjangan. Ketiga adalah masyarakat yang tidak lagi memiliki hubungan emosional dengan negara sehingga melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa memperdulikan nasib negara," tandasnya.


Penerima penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif dari Forkom Jurnalis Nahdliyin ini menambahkan  bahwa menjaga eksistensi bangsa agar tidak terjadi disintegrasi, maka penting mewujudkan masyarakat madani.


“Mewujudkan masyarakat madani, atau istilahnya 'benevolent society', yaitu masyarakat kebajikan dan beradab, maka dibutuhkan peran penting kaum perempuan. Ditarik dari teori kepribadian atau Trait Theory oleh Gordon Allport, bahwa kepribadian dibentuk sejak dini, itu yang menentukan karakternya kelak, apakah menjadi pribadi yang unggul dan mampu menjadi pemimpin atau tidak," beber Ketua Umum Perempuan Tani HKTI Jatim ini. 


“Maka, kita semua kaum ibu harus menjaga mental anak sejak dini, yaitu mental saling menghormati, tidak saling membenci, dan tangguh. Mari kita siapkan anak-anak kita sebagai calon pemimpin, sebagaimana prinsip Syubbanul Yaum Rijalul Ghad,” pungkas perempuan yang juga Calon DPD RI dari Jawa Timur ini. (Had)

Bagikan:

Komentar