|
Menu Close Menu

Rektor UTM Terima Penghargaan Tokoh Nahdliyin Inspiratif dari FJN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 20.46 WIB

 

Dr. Safi, S.H, M.H, Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) saat menerima penghargaan dari Forkom Jurnalis Nahdliyin di Lapangan Kampus UTM Bangkalan. (Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Bangkalan- Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr. Safi S.H, M.H resmi menerima penghargaan Tokoh Nahdliyin Inspiratif dari Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) tahun 2024. Penyerahan tersebut berlangsung disela-sela Apel Hari Santri Nasional di Lapangan Kampus UTM.


Dengan mengenakan peci dan sarung warna hijau Safi menerima penghargaan itu. Penghargaan diserahkan oleh Ketua Forkom Jurnalis Nahdliyin, Didi Rosadi.


Pada moment yang istimewa ini Safi menerima penghargaan dengan disaksikan ribuan sivitas akademika. Kebetulan juga para mahasiswa sama menggunakan peci dan sarung waktu apel, sedangkan mahasiswi memakai baju muslimah.


Secara khusus, Safi berterima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh FJN. Dengan penghargaan ini dia berharap bisa memacu kinerja agar lebih giat dan maksimal lagi serta untuk memajukan Kampus UTM.


Pada moment ini dia menyebut tantangan santri sekarang adalah disrupsi teknologi digital, di era banjirnya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental. Dengan demikian, pondok pesantren diminta untuk siap menyambutnya.


"Lembaga pondok pesantren dan santri harus menyambut secara terbuka, santri harus melek dan cakap terhadap teknologi digital, karena disrupsi teknologi digital tidak bisa dibendung. Di manapun kita berada, teknologi tidak bisa dihindari, santri dan pondok pesantren menjaga diri dari kecakapan teknologi," paparnya.


Menurut dia di era teknologi digital, serta menyongsong Indonesia emas, santri memiliki peran besar. Santri harus mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara. "Apalagi, pendidikan umum dan pesantren sudah tipis untuk dibedakan, karena di pesantren mengadopsi pendidikan formal," imbuhnya.


Safi juga meminta kepada pemerintah daerah yang mayoritas santri agar dibangun lembaga pesantren. Sehingga ada regulasi khusus, baik berupa peraturan daerah atau peraturan bupati sebagai penguatan Undang-Undang Pesantren ataupun Perpres Pondok Pesantren.


Sementara itu Ketua FJN Didi Rosadi mengaku tidak ada komunikasi pihaknya dengan Rektor UTM sebelumnya dalam menentukan penghargaan. "Ini murni dari riset dan usulan teman-teman di FJN," tuturnya.


Menurut dia Rektor UTM Dr Safi adalah sosok yang bisa menginspirasi para santri dalam meraih cita-cita. "Beliau dari santri Pondok Pesantren bisa menjadi rektor seperti sekarang," imbuhnya. (Red)

Bagikan:

Komentar