|
Menu Close Menu

Perempuan Madura Bangkit, Komitmen Bersama untuk Keadilan Gender di Pilkada 2024

Jumat, 22 November 2024 | 17.44 WIB

Forum Ulama Perempuan  Madura (FUPM) menggelar acara bertajuk 'Doa Bersama Pilkada Damai dan Penandatanganan Komitmen 10 Agenda Politik Perempuan'. (Dok/Istimewa).

Lensajatim.id Pamekasan – Dalam upaya mendorong keadilan sosial dan gender, Forum Ulama Perempuan Madura (FUPM) menggelar acara bertajuk 'Doa Bersama Pilkada Damai dan Penandatanganan Komitmen 10 Agenda Politik Perempuan' pada Rabu (20/11/2024) kemaren.


Diketahui, kegiatan yang berlangsung di Aula PKP RI Pamekasan ini, menjadi momentum bersejarah yang dihadiri perwakilan pasangan calon kepala daerah dari empat kabupaten di Madura—Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.  


Acara ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi perempuan, tokoh agama, penyelenggara pemilu, dan lembaga mitra seperti JASS dan Rahima Jakarta.  


Ketua FUPM, Raudlatun, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan daerah.  


"Ini adalah langkah nyata untuk memastikan kebutuhan dan hak perempuan diprioritaskan dalam kebijakan daerah, termasuk hak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan," ujarnya.  


Adapun 10 Agenda Politik Perempuan  FUPM merumuskan sepuluh poin penting yang dirancang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di Madura:  


1. Akses layanan kesehatan reproduksi.  

2. Pendidikan inklusif dan berkualitas bagi perempuan.  

3. Penghapusan kekerasan berbasis gender.  

4. Perlindungan sosial untuk mengatasi kemiskinan.  

5. Perlindungan perempuan dalam situasi konflik dan bencana.  

6. Kesetaraan dalam akses pekerjaan yang layak.  

7. Kebebasan beragama dan berkeyakinan.  

8. Keterlibatan perempuan dalam politik.  

9. Penghapusan kebijakan diskriminatif.  

10. Pemberantasan korupsi yang merugikan masyarakat.  


Sementara itu, Maghfiroh, Koordinator Wilayah FUPM, menyoroti kontribusi besar perempuan Madura dalam kehidupan bermasyarakat.  


"Melalui agenda ini, kami ingin memastikan perempuan dapat berkembang tanpa batasan, baik di sektor publik maupun domestik," tegasnya.  

  

Selain agenda gender, acara ini juga menyerukan pentingnya Pilkada yang damai, bebas kekerasan, dan menghormati nilai-nilai demokrasi. 


"Kami juga pelibatan pemimpin lokal dalam keadilan gender akan membuat Madura lebih ramah bagi perempuan dan kelompok marjinal," katanya menjelaskan.


Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan sebagai wadah pemberdayaan perempuan, FUPM aktif mengadvokasi isu-isu keadilan gender dan hak perempuan dengan pendekatan berbasis agama, budaya, dan sosial. 


"Langkah ini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk menciptakan Madura yang lebih adil dan inklusif bagi semua pihak," pungkasnya. 


Melalui kegiatan ini, FUPM tidak hanya menggerakkan hati, tetapi juga mengubah perspektif untuk memastikan bahwa perempuan menjadi bagian dari perubahan besar yang Madura butuhkan. (Zi/Red) 

Bagikan:

Komentar