![]() |
Potret BEM-KM Universitas Wiraraja saat demonstrasi di kantor DPRD Sumenep Kamis.(Dok/Istimewa). |
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap kinerja DPRD Sumenep yang dinilai tertutup, prematur, dan enggan menerima kritik. Para mahasiswa kecewa karena upaya audiensi yang mereka ajukan berulang kali tidak pernah direspons oleh anggota dewan.
Presiden Mahasiswa BEM-KM Universitas Wiraraja, Abdurrahman Saleh, dalam orasinya menegaskan bahwa DPRD Sumenep telah mengkhianati kepercayaan rakyat.
"DPRD seharusnya menjadi wakil rakyat, tetapi jika mereka menutup telinga terhadap aspirasi masyarakat, maka mereka tidak pantas menyandang amanah tersebut," seru Rahman dalam aksi tersebut.
Selain menyoroti kinerja DPRD, para mahasiswa juga menyuarakan penolakan terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) yang dinilai tidak transparan. Mereka juga mendesak agar RUU Perampasan Aset yang telah mandek lebih dari satu tahun segera disahkan.
"RUU TNI dibahas dan disahkan secara tertutup dengan proses yang terkesan terburu-buru, sementara RUU Perampasan Aset justru diulur-ulur. Ini mencederai semangat reformasi," tambahnya.
Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya:
1. Mendesak DPRD Sumenep segera menggelar rapat paripurna untuk mengganti Ketua DPRD yang dianggap gagal menjalankan tugasnya.
2. Meminta DPRD Sumenep membahas pemangkasan dan pengalokasian APBD secara transparan.
3. Menekan DPRD Sumenep agar mendesak DPR RI menolak pengesahan RUU TNI.
4. Mendesak DPRD Sumenep agar mendorong DPR RI segera mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Aksi demonstrasi ini berlangsung cukup panas, terutama karena tidak ada satu pun anggota DPRD yang bersedia menemui massa. Sebagai bentuk kekecewaan, para mahasiswa membakar ban di halaman gedung DPRD yang baru.
Meskipun demikian, aksi berakhir dengan damai. Setelah membacakan tuntutan di hadapan awak media, para demonstran membubarkan diri dengan tertib.
Mahasiswa menegaskan bahwa aksi ini bukan yang terakhir. Jika tuntutan mereka tidak direspons, mereka siap menggelar aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar.(Zi)
Komentar