|
Menu Close Menu

Balad Grup Fokus Tuntaskan Perizinan Budidaya Lobster di Vietnam

Jumat, 27 Juni 2025 | 08.35 WIB

Keramba Budidaya Lobster Milik Balad Grup di Teluk Pangelek Desa Saobi Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. (Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Surabaya – Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) resmi menunda agenda anjangsana usaha ke China yang semula dijadwalkan pada 3 Juli 2025. Penundaan selama tiga minggu ini dilakukan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memprioritaskan penyelesaian proses perizinan budidaya lobster di luar negeri, tepatnya di Vietnam.


Founder sekaligus Owner BALAD Grup, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang saat ini berada di Hanoi bersama Direktur Utama BALAD Grup, tengah menuntaskan proses pengurusan izin di Department of Fisheries Ministry Agriculture Environment (DOF MAE) Vietnam.


“Perizinan budidaya lobster di luar negeri adalah langkah strategis nasional. Ini bukan hanya bisnis, tapi bagian dari misi besar membawa Indonesia menjadi pusat perikanan budidaya dunia,” ujar pengusaha yang akrab disapa Gus Lilur dalam keterangan pers yang diterima media, Jumat (27/06/2025). 


Sebagaimana diatur dalam Kepmen KKP No. 7 Tahun 2024, pemerintah membagi budidaya lobster menjadi dua jalur: di dalam negeri dan di luar negeri. Untuk bisa menjalankan budidaya di luar negeri, pelaku usaha wajib lebih dahulu melakukan budidaya dalam negeri secara aktif dan dalam skala besar.


Saat ini, BALAD Grup telah menjalankan budidaya lobster di dalam negeri dan tengah memperluas operasional dari empat teluk menjadi enam belas teluk di wilayah Gugusan Teluk Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Luas total area budidaya yang disiapkan mencapai 8.800 hektare.


“Kami menargetkan proses perizinan budidaya luar negeri di Vietnam bersama empat joint venture dapat selesai pada minggu pertama Juli 2025. Setelah itu, kami akan fokus mengajukan izin ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,” jelas Gus  Lilur, yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI).


Sebagai konsekuensi dari fokus tersebut, BALAD Grup menunda anjangsana ke China hingga 24 Juli 2025. Adapun dua agenda utama yang semula direncanakan dalam lawatan ke Negeri Tirai Bambu itu meliputi:


1. Survei Budidaya Teripang


Dilakukan di dua provinsi, yakni Shandong (China Utara) dan Fujian (China Selatan). Mitra BALAD Grup di China telah menyiapkan rangkaian agenda kunjungan, namun harus dijadwal ulang karena prioritas budidaya lobster.


2. Survei Mesin Produksi Tambang


Direksi BALAD Grup juga merupakan pimpinan dari dua perusahaan tambang besar nasional, yaitu Sarana Nata Tambang Lestari Grup (Santri Grup) dan Bandar Indonesia Grup (BIG). Keduanya tengah menyiapkan diri menjadi pemasok utama pasir silika untuk kebutuhan dua industri raksasa di JIIPE Gresik: Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi.


Selain menjajaki mesin produksi pasir silika, lawatan ke China juga dimaksudkan untuk pembelian mesin produksi timah dan zirkon yang akan digunakan di Provinsi Bangka Belitung.


Gus Lilur yang juga dikenal sebagai Tokoh Muda Nahdliyyin Inspiratif versi Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin ini menekankan bahwa penundaan ini adalah bagian dari strategi peneguhan visi besar perusahaan.


“Ini bukan soal tunda atau tidak, tetapi soal arah perjuangan. Kami ingin menunjukkan bahwa anak bangsa mampu memimpin perubahan dari pesisir negeri sendiri. InsyaAllah, Indonesia akan menjadi kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya,” pungkas pengusaha asal Kabupaten Situbondo ini. (Had) 

Bagikan:

Komentar