|
Menu Close Menu

Kader Ansor Masifkan Gerakan Patriot Ketahanan Pangan Lewat Budidaya Ikan Kerapu di Pulau Sapeken

Minggu, 15 Juni 2025 | 11.14 WIB

H. Musaffa Safril, Ketua PW GP Ansor Jatim saat berkunjung ke keramba ikan kerapu milik keder PAC GP Ansor Sapeken.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Sumenep- Ketua PW GP Ansor Jatim, H. Musaffa Safril, dengan didampingi Ketua PC GP Ansor Sumenep, H. Qumri Rahman melakukan Safari Kepulauan. Salah satu agenda kegiatan tersebut adalah melakukan kunjungan langsung ke keramba ikan kerapu yang dikelola oleh kader-kader PAC GP Ansor di pulau Sapeken.


Kegiatan budidaya ikan kerapu ini menjadi salah satu contoh nyata kontribusi kader Ansor dalam membangun ekosistem ekonomi maritim di wilayah kepulauan. Ketua PAC Ansor Sapeken terpilih, Indra, menjelaskan bahwa jenis ikan kerapu yang dibudidayakan di antaranya kerapu macan dan kerapu cantang, komoditas bernilai tinggi yang banyak diminati pasar luar negeri.


"Biasanya tiap bulan ada yang beli dari Hongkong. Kami kirim langsung dari sini. Ini menjadi sumber penghidupan dan sekaligus kebanggaan bagi kader-kader Ansor di Sapeken," ungkap Indra saat mendampingi peninjauan keramba di perairan Pulau Sapeken, Minggu (15/06/2025). 


Budidaya ikan kerapu ini tidak hanya menjadi aktivitas ekonomi biasa, namun juga bagian dari ikhtiar memasifkan gerakan Patriot Ketahanan Pangan yang digaungkan oleh PW GP Ansor Jawa Timur. Program ini mendorong kader di wilayah-wilayah pinggiran dan kepulauan untuk mengembangkan potensi lokal sebagai kekuatan ekonomi dan ketahanan komunitas.


Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras para kader di wilayah kepulauan. "Inilah wajah Ansor di pulau terluar. Mereka tidak hanya hadir dalam barisan ideologis, tapi juga menjadi garda depan ekonomi lokal. Ini bukti bahwa kemandirian pangan dan ekonomi bisa dibangun dari bawah oleh kader sendiri," tuturnya.


Safari Kepulauan ini menjadi momen penting untuk memperkuat jaringan dan sinergi antar PAC kepulauan, sekaligus membangun narasi bahwa kepulauan bukanlah wilayah yang tertinggal, melainkan ujung tombak masa depan ekonomi maritim Indonesia. (Had) 

Bagikan:

Komentar