![]() |
Gus Iwan saat sambutan dalam acara Diklatsar Banser PAC GP Ansor Laren, Lamongan. (Dok/Istimewa). |
Dalam kegiatan yang diikuti sekitar 20 peserta tersebut, Gus Iwan menyampaikan pesan penting tentang nilai-nilai keikhlasan dan pengabdian dalam berorganisasi, khususnya dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU) dan badan otonomnya.
"Saya berharap momentum Diklatsar ini menjadi bukti konkret bahwa kaderisasi dan pengkhidmatan kepada NU terus berjalan. Semoga langkah baik ini membawa berkah bagi kita semua," ujar politisi Partai NasDem itu.
Dikenal sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN), Gus Iwan menekankan dua hal penting yang harus menjadi dasar gerakan kader Banser dan Ansor dalam berkhidmat, yakni:
1. Lillah – Berjuang dengan keikhlasan, tidak didasari oleh kepentingan duniawi seperti uang maupun jabatan.
2. Li I’laai Kalimatillah – Berjuang bukan untuk kebesaran diri, melainkan demi menyiarkan dan memperkuat agama Allah, serta menumbuhkan semangat nasionalisme guna mewujudkan cita-cita bangsa yang damai dan sejahtera, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
"Sebagai anggota Banom NU, perjuangan kita harus diniatkan karena Allah dan demi kemaslahatan umat. Kita bergerak untuk agama dan negara," imbuh Gus Iwan.
Kegiatan Diklatsar Banser ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mulai 11 hingga 13 Juli 2025. Selain Gus Iwan, acara pembukaan juga dihadiri oleh Ketua Banom NU se-MWCNU Laren, pengurus PAC GP Ansor Panceng, Muspika Kecamatan Laren, serta perwakilan dari PC GP Ansor Lamongan.
Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor Laren, Chumaidy, menegaskan bahwa kaderisasi bukan hanya soal jumlah, tapi kualitas.
"Kaderisasi adalah gerbang masuk untuk berkhidmat. Maka pada Diklatsar Banser Laren ini, kami menekankan pentingnya kualitas output. Kami ingin mencetak kader militan—kader yang benar-benar siap mengabdi dalam naungan Gerakan Pemuda Ansor dan Nahdlatul Ulama," ujar Chumaidy.
Ia menambahkan, para kader harus siap kapan pun dibutuhkan, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan bangsa dan negara.
"Kader Ansor dan Banser harus punya kesiapan total. Ketika dipanggil NU, dipanggil negara, mereka harus siap lahir batin," imbuhnya.
Dengan semangat militansi dan keikhlasan, Diklatsar ini diharapkan melahirkan kader-kader tangguh yang mampu menjadi penjaga tradisi, pengawal ulama, dan pengabdi bangsa dalam satu tarikan napas perjuangan.
Diklatsar Banser ini menjadi bagian dari upaya konsolidasi dan penguatan kaderisasi di tubuh GP Ansor, sekaligus mempertegas peran strategis Banser sebagai garda terdepan dalam menjaga tradisi, nilai keislaman, dan keutuhan NKRI. (Had)
Komentar