![]() |
Owner Dapur MBG Bintoro Jember, H. Achmad Sudiyono (pakai kopiah), bersama Dandim 0824/Jember, Letkol Arm Indra Ardiansyah, G.Dip.M Han., dalam acara di Kodim, Jember.(Dok/Istimewa). |
Bertempat di Makodim Jember, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hadir, antara lain Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan, serta perwakilan dari Bulog, BPS Jember, dan para pelaku ekonomi mikro-makro. Tidak ketinggalan, pemerhati sosial ekonomi dan para praktisi MBG juga terlibat aktif dalam forum tersebut.
![]() |
Letkol Arm Indra Ardiansyah, G.Dip.M Han., Komandan Kodim 0824/Jember saat memberikan pengarahan kepada para peserta.(Dok/Istimewa). |
“Pertemuan ini sangat berkualitas. Persoalan MBG tidak bisa diselesaikan sepihak. Diperlukan kolaborasi lintas sektor agar ke depan tidak terjadi kelangkaan bahan dasar makanan,” ujarnya, Jumat (18/07/2025).
Saat ini, Dapur MBG telah mempersiapkan diri untuk ekspansi hingga menjangkau 100 titik, dengan 50 dapur aktif di berbagai sekolah dan pesantren. Kebutuhan bahan dasar seperti sayur, ikan, ayam, daging, telur, beras, buah, susu, hingga bumbu dapur tentu akan meningkat tajam. Oleh karena itu, sinergi multipihak menjadi kunci utama menjaga stabilitas pasokan.
Bupati LIRA Kabupaten Jember, yang juga Pembina WANDAS Foundation, turut memberikan pandangan kritis. Ia mendorong lahirnya inovasi dan langkah strategis dari pemerintah daerah dalam menjawab tantangan ini.
“Kalau tidak diantisipasi, maka rumah tangga bisa terganggu dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Ketahanan pangan harus diperkuat, terutama menjelang pengoperasian 100 dapur MBG,” tegasnya.
Dalam forum tersebut juga dibahas pentingnya data akurat dari BPS dan koordinasi intensif dengan Bulog untuk menjaga ketersediaan bahan pangan strategis. Pelaku usaha lokal pun didorong untuk ikut ambil bagian dalam rantai pasok dapur MBG, agar roda ekonomi daerah ikut bergerak seiring misi sosial yang diemban program ini.
Dengan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif, pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat fondasi ketahanan pangan daerah di tengah berkembangnya program MBG sebagai solusi gizi anak bangsa.
Dalam kegiatan yang digelar oleh Kodim 0824/Jember, para peserta tidak hanya disuguhi paparan mengenai ketahanan pangan dari sudut pandang pertahanan, tetapi juga diajak menyelami aspek sosial dan ekonomi dari sejumlah program strategis pemerintah. Salah satu sesi yang paling menarik perhatian adalah dialog bersama Drs. H. Widi Prasetyo, M.Pd., mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jember, di era kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto, yang juga pernah menjabat sebagai Kabag Umum Setda Jember. Dalam kesempatan tersebut, ia membahas secara komprehensif program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam paparannya, Widi menegaskan bahwa program MBG merupakan langkah mulia pemerintah dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, khususnya bagi siswa sekolah serta kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Namun, ia mengingatkan bahwa program ini dapat menimbulkan dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik.
“Jika kebutuhan bahan pangan untuk dapur-dapur MBG tidak ditata dengan cermat, bisa terjadi perebutan bahan makanan antar pengelola. Bahkan, hal ini berpotensi memicu kelangkaan di pasar,” ujarnya.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah daerah agar bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjamin ketersediaan dan distribusi bahan pangan pokok seperti sayur-mayur, ikan, daging, ayam, telur, buah-buahan, susu, beras, hingga minyak goreng. Menurutnya, peningkatan produksi lokal di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi kunci keberlanjutan program ini.
“Dinas-dinas teknis seperti Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perdagangan, Koperasi, Kesehatan, hingga BULOG harus bergerak dalam satu irama. Ini bukan sekadar program makan gratis, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Lebih lanjut, Widi juga menekankan bahwa dampak positif program MBG tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat, tetapi juga mengalir ke sektor ekonomi masyarakat kecil. “Program ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan pedagang lokal, membuka lapangan kerja di sektor pengolahan pangan, dan yang terpenting, menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi yang seimbang bagi generasi penerus,” tambahnya.
Sesi ini menambah nilai strategis dalam rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Kodim Jember, sekaligus menjadi ruang kolaboratif antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat fondasi ketahanan pangan dan gizi menuju Indonesia yang lebih tangguh. (Had)
Komentar