![]() |
Ya’qud Ananda Gudban, Aktivis Perlindungan Anak dan Perempuan.(Dok/Istimewa). |
“Tentu kami sangat mengecam keras perbuatan itu. Kami juga meminta aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku,” tegas Nanda, sapaan akrabnya, Kamis (3/7/2025).
Menurut Nanda, kasus serupa bukan kali pertama terjadi, sehingga menjadi alarm serius bagi semua pihak tentang pentingnya edukasi dalam membangun relasi yang sehat dan aman di lingkungan keluarga.
Ia menekankan perlunya pemahaman yang kuat mengenai batasan-batasan interaksi antara orang tua dan anak, baik kandung maupun tiri, terutama saat anak memasuki usia remaja.
“Orang tua harus tahu kapan anak sudah tidak boleh lagi tidur bersama, bagaimana cara memandikan anak yang benar, hingga hal-hal kecil yang sebenarnya sangat krusial. Terlebih lagi antara orang tua tiri dan anak tiri, harus ada batasan yang tegas dan disepakati bersama,” ujarnya.
Pengajar Program Magister Kajian Wanita Universitas Brawijaya ini menilai bahwa relasi antara orang tua tiri dan anak tiri memang memiliki tantangan tersendiri. Karena itu, perlu ada komunikasi yang baik dan edukasi sejak awal antara orang tua kandung dan pasangan barunya.
“Dalam kasus di Bekasi ini, seharusnya ibu kandung memiliki peran sebagai benteng utama. Ia perlu menetapkan batasan yang jelas bagi ayah tiri dalam menjalin hubungan dengan anak. Hal yang sama juga berlaku ketika ibu tiri berinteraksi dengan anak tiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nanda mendorong agar pemerintah mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga batas-batas relasi keluarga di era modern.
“Perlu ada pemahaman tentang normalitas baru yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Cara pandang lama harus ditinjau ulang demi menjaga keselamatan dan kenyamanan anak-anak di rumah,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa edukasi adalah kunci utama. Dalam kondisi sosial yang kini banyak dipengaruhi oleh arus globalisasi dan perubahan budaya, keluarga harus tetap menjadi benteng pertama dan terakhir dalam menjaga tumbuh kembang anak.
“Intinya ada pada edukasi. Keluarga harus sadar peran strategisnya, tidak bisa hanya mengandalkan pihak luar. Jika keluarga lemah, anak akan rentan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan penyimpangan,” pungkasnya. (Had)
Komentar