![]() |
Firman Syah Ali saat bersama Presiden RI Prabowo Subianto.(Dok/Istimewa). |
“Policy pengosongan ini tepat. Selain menghindari hiruk-pikuk baru akibat rivalitas antar tokoh yang berambisi, kebijakan ini memberi ruang untuk membangun ekosistem keolahragaan, kepemudaan, dan tentu saja ke-polhukam-an,” ujar Sholeh dalam keterangannya, Jumat (12/09/2025).
Meski posisi Menpora saat ini masih kosong, dirinya menilai Firman Syah Ali adalah figur yang tepat untuk mengisi kursi tersebut.
“Firman kuat sebagai aktivis dan kokoh sebagai birokrat yang menangani olahraga dan pemuda,” tegas Sholeh.
Nama Firman memang belakangan ramai diperbincangkan, khususnya di kalangan Nahdliyin. Pendiri sekaligus Ketua Komite Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU) ini kerap disebut di berbagai platform media sosial, termasuk grup-grup WhatsApp NU.
Firman bukan sosok asing di dunia olahraga. Ia pernah menjabat Kepala Bidang Olahraga Pemprov Jatim, Ketua INKADO Jawa Timur, pengurus ISSO, serta aktif mengembangkan olahraga bela diri dan pembinaan atlet muda.
Selain kiprahnya di dunia olahraga, Firman memiliki rekam jejak panjang di organisasi NU, mulai dari IPNU, PMII, GP Ansor, LP Ma’arif, hingga ISNU. Ia juga dikenal sebagai aktivis 1998 dan pendiri ormas Nabrak yang vokal menolak radikalisme di Madura.
Meski namanya kian santer, Firman memilih merendah.
“Ah itu hanya rumor. Banyak yang lebih pantas. Itu hak prerogatif Presiden. Tidak baik kalau guyonan seperti ini dibesar-besarkan,” ujarnya singkat.
Namun, perbincangan di akar rumput NU terus menguat. Banyak pihak menilai jika Presiden Prabowo benar menunjuk Firman, kehadirannya akan memperkuat peran NU dalam pembangunan nasional, terutama pada sektor olahraga dan kepemudaan.
Sejauh ini, sejumlah nama lain juga disebut-sebut berpotensi menjadi Menpora, seperti Raffi Ahmad, Putri Komarudin, dan Gema Sasmita. Namun, pengamat menilai figur dengan pengalaman lapangan seperti Firman Syah Ali bisa menjadi pilihan strategis untuk membangun arah baru Kemenpora. (Had)
Komentar