|
Menu Close Menu

Keponakan Mahfud MD Masuk Bursa Menpora, Keponakan Presiden Prabowo Justru Mundur dari DPR

Rabu, 10 September 2025 | 21.26 WIB

Firman Syah Ali dan Rahayu Saraswati.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Jakarta — Panggung politik nasional kembali diwarnai dinamika menarik. Di saat nama Firman Syah Ali, keponakan mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, santer disebut masuk bursa calon Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, publik justru dikejutkan dengan keputusan mundur Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto.


Nama Firman Syah Ali ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial, terutama grup-grup WhatsApp Nahdlatul Ulama (NU). Firman yang dikenal sebagai pendiri sekaligus Ketua Komite Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU) dinilai sosok tepat untuk memimpin Kemenpora.


Selain KONU, Firman juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Karate-Do (INKADO) Jatim, pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSO), serta pernah menjadi Kabid Olahraga Pemprov Jatim. Aktivitasnya di dunia olahraga dan latar belakang panjangnya di NU, mulai dari IPNU, PMII, GP Ansor, LP Ma’arif hingga ISNU, diyakini dapat merepresentasikan suara warga NU dalam kabinet.


Namun, ketika dikonfirmasi, Firman merespons santai rumor tersebut. “Ah itu hanya rumor, banyak yang lebih pantas, dan itu hak prerogatif Presiden. Tidak baik guyonan seperti ini,” ujar tokoh asal Madura itu, Rabu (10/09/2025). 


Di sisi lain, publik digemparkan oleh langkah Rahayu Saraswati yang mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi DPR RI periode 2024–2029. Melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Sara, sapaan akrabnya, menyatakan keputusan mundur sekaligus menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.


“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra,” kata Sara, Rabu (10/09/2025).


Meski mundur, Sara berharap dapat menuntaskan satu tugas terakhirnya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan. Ia juga menjelaskan keputusan mundur dipicu pernyataannya dalam sebuah podcast enam bulan lalu yang dipotong, diviralkan, dan menimbulkan kontroversi.


“Tidak ada maksud saya untuk meremehkan perjuangan masyarakat. Saya ingin mendorong entrepreneurship, tetapi saya sadar kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak,” ucap Sara dengan nada emosional.


Keputusan ini menandai dua momentum kontras di panggung politik: satu figur muda dari keluarga elite politik berpeluang masuk kabinet, sementara figur muda lainnya justru memilih mundur dari jabatan legislatif. Publik kini menunggu apakah rumor Firman Syah Ali menjadi Menpora akan terwujud dan langkah politik apa yang akan diambil Sara pasca-pengunduran dirinya. (Had) 

Bagikan:

Komentar