|
Menu Close Menu

Orasi Ilmiah HUT ke-80 Jawa Timur, Mahfud MD Sebut Jatim Bumi Pesantren dan Denyut Jantung Indonesia

Minggu, 12 Oktober 2025 | 18.11 WIB

Mahfud MD saat membeli orasi ilmiah dalam Rapat Paripurna HUT ke-80 Pemerintahan Provinsi Jawa Timur di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surabaya — Rapat Paripurna Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur berlangsung khidmat dan meriah di Gedung DPRD Jawa Timur, Minggu (12/10/2025).


Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Arumi Bachsin, jajaran Forkopimda, pimpinan DPRD, para kepala OPD, hingga tokoh ormas dan masyarakat.


Dalam rangkaian acara, mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD, didapuk untuk menyampaikan orasi ilmiah yang sarat makna.


Mahfud menyebut Jawa Timur sebagai denyut jantung Indonesia, mengingat peran historis dan kontribusinya bagi perjalanan bangsa.


“Indonesia mewarisi bekas wilayah kerajaan terbesar dalam sejarah klasik, yaitu Kerajaan Majapahit yang terletak di Jawa Timur,” ujar Mahfud.


Ia juga mengingatkan bahwa proses pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda dimulai dari Resolusi Jihad dan peristiwa 10 November di Surabaya. Bahkan, separuh dari seluruh Presiden RI berasal dari Jawa Timur.


“Jawa Timur adalah pusat denyut sejarah bangsa ini,” tegasnya.


Lebih lanjut, Mahfud menyebut Jawa Timur tidak hanya sebagai Bumi Majapahit, tapi juga Bumi Pesantren.


“Pesantren-pesantren besar yang melahirkan putra-putri terbaik bangsa ada di Jawa Timur. Maka marilah kita implementasikan nilai-nilai kepesantrenan dalam membangun Jawa Timur,” tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.


Menurut Mahfud, nilai utama pesantren adalah kesederhanaan dan kejujuran.


“Orang pesantren terlatih untuk hidup sederhana, tidak serakah, dan selalu jujur apa adanya,” katanya.


Dalam kesempatan itu, Mahfud juga berbagi kisah masa mudanya saat nyantri di Pondok Pesantren Almardliyyah, Sumberlaga, Waru, Pamekasan.


Ia menceritakan bagaimana gurunya memberi pelajaran tentang kesederhanaan saat makan bersama.


“Beliau berkata, ‘kalau jadi pejabat, jangan tamak. Hidup secukupnya saja, yang penting jujur’. Pesan itu saya pegang sampai sekarang,” kenang Mahfud.


Dengan logat khas Madura, Mahfud menegaskan pesan moralnya kepada para pejabat Jawa Timur.


“Kalau tidak jujur, ajur! Karena integritas adalah fondasi kepemimpinan,” tegasnya.


Orasi ilmiah Mahfud MD berkali-kali disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin. Pesannya tentang kejujuran, kesederhanaan, dan nilai pesantren menjadi penutup yang menginspirasi di peringatan HUT ke-80 Jawa Timur yang mengusung semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh.” (had) 

Bagikan:

Komentar