![]() |
H. Achmad Sudiyono, Owner SPPG Dapur MBG Bintoro Jember saat bertemu dengan lembaga penerima.(Dok/Istimewa). |
Acara ini bukan sekadar rapat koordinasi. Bagi mereka, ini adalah ajang silaturahmi dan penyamaan visi untuk terus menjaga semangat pelayanan terbaik bagi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
![]() |
Eka Wildani Kholifatur Rahmah, Kepala SPPG Dapur MBG Bintoro Jember.(Dok/Istimewa). |
Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Kepala SPPG Dapur MBG Bintoro 1, Eka Wildan Khilifaturrahma, Owner H. Achmad Sudiyono, serta perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN). Mereka membicarakan berbagai hal teknis dan evaluasi agar pelayanan gizi kepada masyarakat tetap berjalan optimal sesuai standar.
“Langkah ini kami ambil untuk saling membantu dan memastikan pelayanan dapur MBG berjalan maksimal. Silaturahmi ini penting agar setiap langkah sesuai dengan SOP dan petunjuk teknis dari BGN,” ujar H. Achmad Sudiyono, yang juga menjabat sebagai Bupati LIRA Kabupaten Jember.
Menurutnya, komunikasi dan silaturahmi adalah kunci utama dalam keberhasilan program MBG. Dengan keduanya, potensi kesalahpahaman atau persoalan kecil bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah.
“Tidak semua orang punya cara pandang yang sama. Kadang hal kecil bisa jadi masalah besar, padahal bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik,” tuturnya.
H. Achmad juga menegaskan, pertemuan semacam ini akan terus dilakukan secara berkala. Selain memperkuat koordinasi, agenda itu menjadi wadah untuk membangun kebersamaan dan memperkuat semangat pengabdian di antara seluruh pengelola dapur MBG dan lembaga penerima manfaat.
Ia tidak menutup mata bahwa ada pihak-pihak yang masih meragukan atau bahkan mengkritisi program Makan Bergizi Gratis. Namun, ia memilih melihat dari sisi positifnya.
“Saya yakin lebih banyak yang mendukung program ini. Manfaatnya nyata. Para siswa, relawan, pedagang, dan pelaku UMKM ikut merasakan dampak ekonomi dari program MBG,” tegasnya.
Menurutnya, program MBG bukan hanya tentang gizi, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi rakyat. Banyak pelaku usaha kecil yang kini berkembang karena menjadi bagian dari rantai pasok bahan pangan untuk dapur MBG di berbagai daerah.
Ia pun mengingatkan pentingnya antisipasi terhadap kebutuhan bahan pangan di masa depan. Jika tidak dikelola dengan baik, tingginya kebutuhan dapur MBG bisa berisiko menimbulkan kelangkaan bahan dasar.
“Pemerintah harus proaktif mengembangkan sektor pangan agar tidak terjadi kerawanan. Program ini besar dan butuh dukungan semua pihak,” pesannya.
Dengan semangat kebersamaan, SPPG Dapur MBG Bintoro 1 Jember terus melangkah. Bagi mereka, keberhasilan bukan hanya soal berapa banyak porsi makan bergizi yang tersaji, tetapi juga tentang bagaimana rasa tanggung jawab, kepedulian, dan silaturahmi menjadi bumbu utama di setiap langkah pelayanan mereka. (Had)
Komentar