|
Menu Close Menu

Gowes 1000 KM untuk Palestina: Dari Surabaya Menuju Jakarta, Mengayuh Doa dan Solidaritas

Minggu, 09 November 2025 | 19.56 WIB

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat melepas Gowes dari Surabaya ke Jakarta.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Surabaya— Semangat kemanusiaan dan solidaritas untuk rakyat Palestina kembali menggema dari Kota Pahlawan. Sebanyak 16 pesepeda dari berbagai komunitas resmi diberangkatkan dari Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (9/11/2025), dalam kegiatan bertajuk “1000 KM Ride for Palestine.”


Belasan pesepeda tersebut diantar ratusan goweser lainnya yang memadati kawasan Titik Nol Tugu Pahlawan sejak pagi. Suasana pelepasan berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan.


Kegiatan kemanusiaan tahunan ini dilepas langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Ia memberikan dukungan dan doa terbaik bagi para peserta yang akan menempuh perjalanan sejauh seribu kilometer menuju Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta.


“Kami berterima kasih kepada Ibu Gubernur Khofifah yang berkenan melepas keberangkatan kami. Dukungan beliau menjadi semangat besar bagi seluruh peserta untuk membawa pesan kemanusiaan ini hingga Jakarta,” ujar Suryo Guritno, Koordinator 1000 KM Ride for Palestine.


Kegiatan ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya. Setelah sukses dihelat pada 2023 dan 2024, edisi 2025 menghadirkan semangat yang lebih besar dengan dukungan komunitas pesepeda dan media nasional yang semakin luas.


Tahun 2023, kegiatan ini digelar dalam bentuk gowes keliling Kota Surabaya dengan lebih dari 500 peserta. Sementara pada 2024, tujuh pesepeda menempuh jarak 1000 kilometer dari Surabaya ke Jakarta. Tahun ini, jumlah peserta meningkat menjadi 16 orang yang bersepeda penuh, ditambah dukungan ratusan komunitas di sepanjang rute perjalanan.


“Kami didukung banyak komunitas di setiap kota yang kami lewati. Banyak yang sudah menanyakan rute kami karena ingin bergabung dan membersamai di jalan,” tutur Guritno.


Salah satu komunitas besar yang ikut serta adalah Bike to Work (B2W), yang memiliki jaringan pesepeda di berbagai kota Indonesia. Para peserta akan menempuh rute Surabaya – MadiunYogyakartaSemarangBrebesBandungBekasi – Jakarta selama tujuh hari. Mereka dijadwalkan tiba di Kementerian Luar Negeri RI pada Sabtu, 15 November 2025.


Guritno menjelaskan, kegiatan ini memiliki empat tujuan utama: mengampanyekan solidaritas kemanusiaan untuk Palestina, menggalang donasi bagi warga Palestina, menyampaikan dukungan moral kepada pemerintah agar terus berpihak pada perjuangan kemerdekaan Palestina, serta mengampanyekan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan melalui bersepeda.


“Akhir-akhir ini kita lupa kalau sepeda sebenarnya alat transportasi yang bisa menempuh ribuan kilometer. Ketergantungan pada kendaraan bermotor membuat kita melupakannya, padahal bersepeda menyehatkan, menyenangkan, dan baik untuk lingkungan,” ujarnya.


Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Sugeng Santoso, atau akrab disapa Opa Sugai, pesepeda berusia 65 tahun yang menjadi peserta tertua dalam rombongan. Setelah tiba di Jakarta, Opa Sugai berencana melanjutkan perjalanan spiritual menuju Mekkah.


“Ke Mekkahnya Opa ini juga bagian dari rangkaian Ride for Palestine. Beliau ingin mendoakan Palestina di depan Kabah. Semangat dan ketulusannya luar biasa, menjadi inspirasi bagi kami semua,” ungkap Guritno dengan haru.


Selain aksi bersepeda jarak jauh, kegiatan ini juga membuka partisipasi Ride for Palestine Virtual, di mana masyarakat bisa ikut bersepeda di wilayah masing-masing dengan jarak dan waktu yang telah ditentukan.


“Intinya, kami ingin mengajak semua goweser di Indonesia untuk ikut mendoakan dan menyuarakan kemerdekaan Palestina. Karena setiap kayuhan kita, ada doa untuk mereka,” tutup Guritno.


Donasi yang terkumpul akan disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Lembaga Manajemen Infaq (LMI) sebagai bentuk tanggung jawab sosial komunitas pesepeda Indonesia.


Melalui 1000 KM Ride for Palestine, para pesepeda tidak hanya mengayuh pedal menuju Jakarta, tetapi juga menggerakkan hati banyak orang untuk kembali peduli, berempati, dan berbuat nyata bagi kemanusiaan. (Red) 

Bagikan:

Komentar