|
Menu Close Menu

Lewat Rembuk Nahdliyin, PCNU Sumenep Rumuskan Arah Kebijakan Publik Berbasis Aspirasi Umat

Minggu, 02 November 2025 | 14.07 WIB

Rembuk Nahdliyin Sumenep di Kantor PCNU Kabupaten Sumenep.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, SumenepPengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep menggelar Rembuk Nahdliyin Sumenep, Ahad (2/11/2025), di aula kantor PCNU setempat. Kegiatan ini menghadirkan berbagai elemen warga Nahdliyin, mulai dari politisi, birokrat, pelaku usaha, aktivis, akademisi, hingga kalangan pesantren.


Forum ini menjadi ruang strategis untuk menampung aspirasi warga NU terhadap berbagai persoalan keummatan, sekaligus merumuskan rekomendasi kebijakan yang berpihak pada kemaslahatan masyarakat Sumenep.


Wakil Ketua PCNU Sumenep, KH Abdul Wasid, yang bertindak sebagai fasilitator kegiatan, menjelaskan bahwa Rembuk Nahdliyin digelar sebagai sarana untuk menggali secara langsung pandangan, kebutuhan, serta harapan warga NU terhadap isu-isu keagamaan dan sosial kemasyarakatan.


“Rembuk Nahdliyin ini menjadi sarana menampung aspirasi warga terhadap isu keagamaan, sosial, pendidikan, dan sebagainya. Semoga pertemuan ini membawa keberkahan bagi NU dan masyarakat Sumenep,” ujarnya.


Selain melalui diskusi langsung, panitia juga menyebarkan kuisioner untuk memperluas partisipasi warga dan memastikan hasil rembuk lebih representatif.


“Kami ingin apa yang dibicarakan benar-benar berasal dari warga NU. Kalau hanya diskusi kecil, khawatir belum bisa mewakili semuanya. Karena itu, kuisioner kami sebar agar menjangkau lebih banyak aspirasi,” jelas KH Wasid.


Dari hasil pengumpulan data yang melibatkan 229 responden dari berbagai kecamatan, muncul beragam isu strategis yang dianggap penting bagi warga NU. Responden terbanyak berasal dari wilayah Kota Sumenep, disusul Kecamatan Batang-Batang, Gapura, Lenteng, dan Pragaan.


Hasil kuisioner menunjukkan bahwa isu ekonomi dan kesejahteraan menjadi prioritas utama warga NU dengan 37 persen responden menempatkannya sebagai hal paling mendesak untuk diperjuangkan. Bidang pendidikan dan pesantren menempati posisi kedua (14 persen), diikuti oleh kesehatan dan sosial (11 persen), digitalisasi dan media sosial (10 persen), lingkungan dan kelautan (8 persen), serta budaya, keagamaan, dan politik lokal masing-masing sekitar 7 persen.


Ketua LPTNU Sumenep, Dr. Ahmad Shiddiq, yang turut menjadi fasilitator, menegaskan pentingnya forum seperti ini untuk memperkuat arah gerak organisasi agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.


“Rembuk ini menjadi momentum penting untuk memanggil seluruh elemen Nahdliyin berembuk, agar kemaslahatan NU benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas,” tandasnya.


Kegiatan Rembuk Nahdliyin Sumenep ini diharapkan dapat menjadi model gerakan solutif bagi PCNU, MWCNU, dan PRNU dalam menyusun arah kebijakan organisasi berbasis kebutuhan nyata warga di lapangan. Dengan demikian, NU Sumenep diharapkan semakin responsif terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan keummatan yang dihadapi masyarakat. (Yud/Had) 

Bagikan:

Komentar