|
Menu Close Menu

Cak Imin Fasilitasi Dua Santri Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Liburan di Jakarta

Sabtu, 27 Desember 2025 | 22.13 WIB

Cak Imin Memfasilitasi Dua Santri Ponpes Al Khoziny liburan di Jakarta.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Jakarta — Dua santri korban ambruknya mushala Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, mengisi masa libur sekolah dengan berkunjung ke Jakarta. Kunjungan tersebut difasilitasi langsung oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moril pascamusibah.


Cak Imin mengaku senang dapat mendampingi kedua santri beserta keluarganya menikmati suasana Ibu Kota sekaligus memberikan pengalaman baru di tengah proses pemulihan. Menurutnya, momen libur sekolah menjadi waktu yang tepat untuk menumbuhkan kembali semangat dan optimisme para santri dalam menatap masa depan.


“Ini momen libur sekolah. Saya senang bisa mengajak mereka ke Jakarta agar punya pengalaman baru dan semangat yang lebih besar untuk menatap masa depan,” ujar Cak Imin saat menemani kedua santri di Jakarta, Sabtu (27/12/2025).


Ia menegaskan, keterbatasan fisik akibat musibah tidak boleh menjadi penghalang bagi para santri untuk meraih cita-cita. Menurutnya, setiap anak bangsa, termasuk para santri korban musibah, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, serta menggapai masa depan yang lebih baik.


Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin juga menyampaikan komitmennya untuk mengangkat para santri korban ambruknya mushala Pesantren Al Khoziny sebagai anak angkat. Sejumlah santri yang disebutkan antara lain Haikal, Syaiful Rozi, Nur Ahmad, dan Maulana, yang mengalami amputasi akibat tertimpa reruntuhan mushala beberapa waktu lalu.


Komitmen tersebut, kata Cak Imin, tidak bersifat sementara. Ia berjanji akan mendampingi para santri dalam jangka panjang, terutama dalam memastikan keberlanjutan pendidikan, pendampingan psikososial, serta pemenuhan kebutuhan hidup mereka ke depan.


“Ini bukan sekadar bantuan sesaat. Saya berkomitmen mendampingi mereka dalam jangka panjang. Pendidikan mereka harus tetap berjalan, masa depan mereka harus terjamin,” tegasnya.


Lebih lanjut, Cak Imin menekankan bahwa kepedulian terhadap korban musibah merupakan tanggung jawab bersama. Ia berharap dukungan dan perhatian dari berbagai pihak dapat terus mengalir agar para santri tetap memiliki harapan dan mimpi besar.


“Keterbatasan fisik tidak boleh mematikan harapan. Mereka tidak boleh berjalan sendiri,” pungkasnya. (Red) 

Bagikan:

Komentar