|
Menu Close Menu

Reshuffle Menguat, Pengamat Sebut MA Layak Masuk Kabinet Indonesia Maju

Selasa, 15 Desember 2020 | 18.20 WIB

Machfud Arifin, Mantan Ketua TKD Jokowi-Makruf Amin Jawa Timur 


lensajatim id Surabaya-
Wacana reshuffle kabinet semakin menguat. Bahkan santer terdengar reshuffle itu akan dilaksanakan antara 16 sampai 18 Desember 2020. Salah satu nama yang banyak didorong masuk kabinet adalah wali kota Surabaya, Tri Rismaharini. Risma dinilai cocok sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi. 


Namun Direktur Eksekutif Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), Baihaki Siradj punya penilaian lain. Menurut Baihaki mengganti atau menggeser posisi menteri adalah hak prerogratif Jokowi sebagai Presiden RI. Namun ia menilai posisi Mensos lebih pas diisi oleh sosok seperti Machfud Arifin atau MA. Apalagi MA punya andil memenangkan Jokowi di Jawa Timur saat Pilpres 2019.


"Sejumlah Mensos berakhir di KPK. Saya kira Pak MA pas ditugaskan di Kemensos untuk membenahi sistem di sana. Sebagai purnawirawan perwira tinggi polri, beliau punya kemampuan melakukan pencegahan kebocoran uang negara," terang Baihaki saat dikonfirmasi, Selasa (15/12/2020).


Sementara Risma, Baihaki menilai Risma lebih pas maju dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2022. Mengingat figurnya sudah dikenal di tingkat nasional, termasuk di Jakarta yang merupakan ibukota negara. Kans Risma juga lebih terbuka, mengingat Anies Baswedan tidak mencalonkan lagi di Pilgub DKI. Ia digadang-gadang maju Pilpres 2024.


Baihaki melihat sosok Risma seperti Jokowi yang sukses memimpin Kota Solo. Jokowi kemudian naik level maju ke Pilgub DKI, bukan Pilgub Jawa Tengah. Sebab ia bukan lagi tokoh lokal tapi sudah menjelma sebagai tokoh nasional. 


"Risma ini mirip Pak Jokowi saat sukses dua periode memimpin kota Solo. Demikian pula Risma yang sukses dua periode memimpin kota Surabaya. Posisi Risma saat ini bukan lagi level lokal atau regional. Beliau sudah menjelma menjadi tokoh nasional. Karena itu layak hijrah ke ibukota, memimpin Jakarta yang merupakan miniatur Indonesia," urai Baihaki. 


Selain Machfud Arifin, Baihaki menyebut sejumlah nama punya kredibilitas untuk menjadi pembantu Presiden Jokowi melalui jalur reshuffle. Mereka adalah, Rizal Ramli (ekonom senior), Yenny Wahid (putri ke-2 Gus Dur), Gus Yaqut (Ketua Umum GP Ansor), Maruarar Sirait (Ketua Umum Taruna Merah Putih), Pakde Karwo (Gubernur Jatim dua periode/Wantimpres) dan Hasan Aminuddin (Pimpinan Komisi IV DPR RI).


"Namun kembali semuanya berpulang pada prerogratif Presiden. Karena ini bukan sekedar soal kemampuan tapi kenyamanan Presiden pada calon pembantunya di kabinet," pungkas kader muda NU ini. (Had)

Bagikan:

Komentar