|
Menu Close Menu

Pertanyakan Rencana Impor 1 Juta Ton Beras, PSI Jatim : Perhitungannya Harus Jelas

Minggu, 21 Maret 2021 | 21.23 WIB

Ilustrasi (Dok/Lim)


lensajatim.id Surabaya-
Rencana Pemerintah impor 1 juta ton beras terus mendapat respon dari banyak pihak. Kali ini, gilaran Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jawa Timur juga ikut angkat bicara.


Menurut Ketua DPW PSI Jatim, Moh Teguh Cahyadin rencana kebijakan impor beras yang disampaikan oleh Kemenko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, harus melalui perhitungan yang jelas, termasuk dengan memperhitungkan waktu panen.


 "Indonesia memiliki dua kali panen raya, yaitu sekitar April-Mei dan sekitar Oktober-November. Ia menyebut stok beras di Indonesia masih aman hingga Juni mendatang karena ditopang hasil panen April-Mei," tukas politisi yang akrab disapa Gus Din. Minggu (21/03/2021)


Di Jatim, kata Gus Din, berdasar informasi yang dikumpulkan PSI dari pengurus di Kabupaten/Kota  jumlah produksi dan konsumsi beras Indonesia relatif seimbang.


"Demi ketahanan pangan, harus ada cadangan. Itulah tugas dan peran utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyediakan," tandasnya. 


Selain itu, lanjut Gus Din, di Indonesia memerlukan data tunggal dan kredibel soal produksi dan konsumsi beras. Dan semua kebijakan harus didasari data tersebut.


Ia lalu mencontohkan,  Jatim waktu kepemimpinan Soekarwo sebagai Gubernur, dulu dengan tegas menolak beras impor masuk atau merembes ke Jatim. " Akhirnya dialihkan ke Kalimantan, dan daerah-daerah lainnya, mungkin  Itu menurut saya cara melindungi petani di Jatim," bebernya. 


Politisi yang mantan birokrat Dinas PU Jatim ini juga menambahkan, Jatim merupakan lumbung pangan nasional. Karenanya, pihaknya mewanti-wanti agar kondisi tersebut tidak terganggu dengan masuknya beras impor.


" Ini harus diseriusi karena petani Butuh keberpihakan pemerintah provinsi untuk menjaga semua ini," pungkasnya.(Lim/Red)

Bagikan:

Komentar