|
Menu Close Menu

Anggota DPRD Jatim Sebut KH Abdul Chalim Layak Mendapat Gelar Pahlawan

Selasa, 23 November 2021 | 12.58 WIB

Deni Prasetya, SE, Anggota DPRD Jawa Timur. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Surabaya -
Banyak tokoh NU yang mempunyai jasa besar terhadap bangsa ini, namun belum mendapat pengakuan secara resmi. Padahal kontribusinya besar, tidak hanya kepada NU karena sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Tapi juga pada bangsa ini, karena ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.


Anggota DPRD Jawa Timur, Deni Prasetya menyebut salah satu contohnya, KH Abdul Chalim. Kiai Abdul Chalim belum terlalu familiar, termasuk dikalangan nahdliyin secara umum. Publik mulai mengenal nama ayah KH Asep Saifuddin Chalim itu setelah Presiden RI ke-4 Gus Dur menziarahi makamnya di Leuwimunding pada tahun 2003. Karena itu, ia meminta agar nama KH Abdul Chalim dimasukan dalam literasi sejarah.


"Literasi sejarah tokoh-tokoh NU memang masih sangat kurang, termasuk Kiai Abdul Chalim. Saya berharap mulai ada gerakan literasi dari kader-kader muda NU, agar para tokoh NU tidak lenyap dari catatan sejarah," tegas putra tokoh NU Kencong, Haji Marzuki Abdul Ghofur itu, Selasa (23/11/2021).


Deni mendorong pemerintah juga memberi perhatian terhadap para tokoh bangsa yang mempunyai jasa besar pada republik ini. Paling tidak dengan memasukan nama mereka serta catatan sejarahnya dalam buku sejarah yang diajarkan di sekolah, dengan begitu bisa diketahui secara luas oleh khalayak umum.


Anggota Fraksi NasDem DPRD Jatim ini menilai KH Abdul Chalim juga sangat layak mendapat anugerah gelar pahlawan. Hal itu mengacu pada fakta sejarah, serta bukti sejarah yang masih disimpan pihak keluarga.


"Pihak keluarga KH Abdul Chalim memang tidak menuntut gelar pahlawan. Karena itu, tinggal komitmen dari pemerintah untuk mengusulkan dan memproses gelar pahlawan tersebut," ujar Deni.


Kader Ansor Jatim asal Kencong ini berharap pada momentum Muktamar NU ke-34 di Lampung, ada pengakuan resmi dari PBNU kalau KH Abdul Chalim adalah salah satu pendiri NU. Mengingat catatan sejarahnya ada, bahkan beliau tercatat sebagai Katib Tsani dalam kepengurusan PBNU periode pertama. Kiai Abdul Chalim juga perintis Persatuan Guru NU (Pergunu) dan Koperasi NU.


Menurutnya, pengakuan resmi itu penting, agar nahdliyin termasuk generasi muda mengenal sosok yang berjasa pada NU. Tentu dengan begitu, mereka bisa meneladani dan meneruskan perjuangan ulama sekaligus pendiri NU.


"Saya kira perlu ada pengakuan resmi dari PBNU atau Ketua Umum PBNU terpilih kalau Kiai Abdul Chalim memang salah satu dari pendiri NU. Saya kira Muktamar NU ke-34 menjadi momentum yang tepat untuk itu," pungkas Deni. (Red).

Bagikan:

Komentar