|
Menu Close Menu

Diskusi Bersama Mahasiswa Mesir asal Indonesia, Begini Kata Ketua STIS Lumajang

Kamis, 30 Desember 2021 | 21.36 WIB

Muhammad Hisan, Ketua STIS Lumajang usai diskusi santai bersama Mahasiswa Mesir (MESISIR) yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Lumajang (IPL) Timur Tengah. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Surabaya- Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Miftahul Ulum Lumajang, Muhammad Hisan melakukan diskusi kecil dengan kurang lebih 40  Mahasiswa Mesir (MASISIR) yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Lumajang (IPL) Timur Tengah di Kafe GG, Cairo Mesir. 


Menurut pria yang akrab disapa Hisan, setidaknya ada tiga hal yang menjadi perbincangan mereka. Pertama, Al-Azhar University sudah sejak lama menjadi rujukan dan mitra para pemikir Islam Indonesia untuk mengembangkan Islam moderat (wasathiyyah). Islam yang mengajarkan kedamaian, kesejukan dan menghargai perbedaan. 


Dan corak Islam yang demikian, kata Hisan sangat pas dengan corak keber-agamaan umat Indonesia. Makanya tidak sedikit karya cendikiawan muslim dari Mesir menjadi rujukan para cendikiawan muslim Indonesia, mulai dari karya-karya kitab klasik hingga yang kontemporer. 


Selain itu, Al-Azhar University sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh agama, ulama dan kyai di Indonesia yang keilmuwannya tidak diragukan oleh siapapun, sedangkan perilakunya menjadi teladan perilaku beragama. " Maka saat kembali ke Indonesia nanti, sahabat-sahabat Masisir wajib memperjuangkan Islam Wasathiyyah sebagaimana yang diajarkan di Al-Azhar University," terang Hisan lewat keterangan tertulisnya yang diterima redaksi. Kamis, (30/12/2021).


Kedua, lanjut mantan  aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur ini,  di Mesir, wajah Indonesia akan terlihat dari wajah anak-anak muda yang sedang studi di Mesir ini. " Makanya menjaga nama baik "lndonesia" dimata dunia adalah kewajiban," tandasnya.


Kemudian yang terakhir, lanjut Hisan  Kesempatan Belajar di Negeri kinanah (Mesir) tidak semua bisa memiliki kesempatan dan terpilih. Anak pintar, anaknya orang kaya belum tentu bisa menikmati belajar di Mesir. "  Makanya masisir Indonesia khususnya yang dari Lumajang harus fokus untuk menyerap semua ilmu yang berada di Mesir. Gaspol rem blong," pungkas Hisan. (Had/Red).

Bagikan:

Komentar