|
Menu Close Menu

Ratusan Mubaligh Ikuti Workshop dan Sertifikasi LDNU Kota Malang

Minggu, 27 November 2022 | 23.30 WIB

Ratusan delegasi mubaligh dari masing-masing kepengurusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kota Malang saat mengikuti Workshop dan Sertifikasi LDNU Kota Malang. (Dok/Istimewa).


Lensajatim.id, Malang – Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), menggelar Workshop dan Sertifikasi Mubaligh yang dipusatkan di Auditorium Masjid Sabilillah Malang, Minggu (27/11/2022).


Kegiatan yang mengusung tema 'Meneladani Dakwah Walisongo di Era Digital', diikuti ratusan delegasi mubaligh dari masing-masing kepengurusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kota Malang.


Dalam kesempatan tersebut, LDNU Kota Malang menghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya, Prof. Dr. H. M. Mas’ud Said, MM., Ph.D, Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin, M.HI, Gus Ahmad Hakim Jaily, M.Si, dan Kol. Purn. H. Moch. Rifai.


Ketua LDNU Kota Malang, Gus Fathmir Reza, M.Pd mengatakan bahwa kegiatan ini dinilai penting untuk dilakukan karena maraknya dai-dai yang secara kompetensi tidak layak dan cenderung memprovokasi masyarakat, bahkan cenderung mudah menuduh seseorang kafir.


“Kegiatan ini diadakan untuk melakukan konsolidasi mubaligh di lingkungan NU dan sekaligus penyamaan persepsi tentang berdakwah yang sesuai aswaja an-nahdliyah,” katanya dalam sambutannya, Minggu (27/11/2022).


Selain itu, Ketua PCNU Kota Malang, Dr. KH. Isroqunnajah MAg menyampaikan bahwa Nahdlatul Ulama menjadi gudang mubaligh yang berkompeten. Keberadaannya harus mampu menguatkan syiar Islam berhaluan aswaja an-nahdliyah di tengah masyarakat.


“Sudah saatnya, mubaligh NU semakin menancapkan tajinya di tengah masyarakat. Kemampuan mubaligh kita sudah tidak diragukan,” katanya menegaskan.


Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Is ini mengingatkan bahwa diantara ciri mubaligh NU adalah memiliki transformasi keilmuan dan personaliti keilmuan yang jelas. 


"Maksud dari transformasi keilmuan di sini adalah keilmuan di NU memiliki sanad yang tidak bisa diragukan," jelasnya.


Gus Is menambahkan, personaliti keilmuan dapat diartikan bahwa seorang mubaligh harus memiliki pengetahuan agama yang mendalam.


“Seorang mubaligh harus memiliki sanad ilmu dan pemahaman keagamaan yang jelas. Keduanya mutlak harus dimiliki,” tandasnya. (Fauzi)

Bagikan:

Komentar