|
Menu Close Menu

Kepemimpinan HMI Era Digital: Sebuah Peta Jalan Kemajuan

Minggu, 26 November 2023 | 09.58 WIB



Oleh : M. Jusrianto


*Kepemimpinan di Era Digital*

Lensajatim.id, Opini- Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership (1935) mengartikan konsep kepemimpinan sebagai segala sesuatu yang merujuk pada aktivitas yang mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Di era digital, kepemimpinan mempunyai arti lebih spesifik dengan menitikberatkan pada penguasaan atas digital engangement – di samping kemampuan dalam hal manajerial.


Mengapa ini penting? Sebab seorang pemimpin yang minim pengetahuan akan perkembangan era digitalisasi dewasa ini akan kesulitan menghadapi tantangan di era kekinian. Dalam konteks organisasi, injeksi digitalisasi ini menawarkan dua hal penting yang patut disiasati. Pertama, ia hadir sebagai tantangan organisasional. Sementara, yang kedua membawa suatu proposal baru tentang metode kerja yang lebih praktis dan efisien dalam pengelolaan kerja-kerja organisasi.


*Peta Jalan HMI di Era Kekinian*

Dalam menghadapi tantangan industri 4.0 dan menuju masyarakat 5.0 atau society 5.0, HMI sejatinya sangat siap baik dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun kesiapan perangkat keorganisasiannya. Namun, kesiapan saja tidak cukup untuk berselancar di atas gelombang digitalisasi yang super dahsyat ini.


Setidaknya, butuh sebuah peta jalan yang jelas dan terukur untuk menjawab segala rintangan dan aneka kebutuhan mendesak lainnya. Berikut adalah peta jalan kepemimpinan HMI di era digital yang wajib dipertimbangkan sebagai sebuah kerangka kerja praktis.


*Pertama*, perlu penguatan SDM dalam bidang teknologi mutakhir dan rejuvenasi kelembagaan HMI. Langkah ini dilakukan melalui optimalisasi peran dan fungsi Korps HMI-Wati (KOHATI), Lembaga Pengembangan Profesi (LPP), Badan Pengola Latihan (BPL) dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) HMI.


Di samping itu, menghadapi sistuasi yang ada, maka seluruh insan cita HMI dituntut untuk kreatif dan inovatif. Kreativitas dan inovasi akan mendorong lahirnya ragam karya dan dedikasi untuk umat dan bangsa.


*Kedua*, penerapan sistem perkaderan berbasis teknologi. Satu hal yang masih menjadi kelemahan HMI adalah technology engagement. Padahal, hampir tidak ada organisasi modern dewasa ini yang tidak menerapkan teknologi dalam menggerakkan roda organisasinya-apapun bentuk dan jenis organisasi itu.


*Ketiga*, sudah waktunya HMI memiliki sistem database berbasis digital. Hal ini dapat diwujudkan melalui penerbitan Kartu Tanda Anggota (KTA) Digital. Melalui KTA Digital ini, seluruh kader insan cita akan terdata dengan baik yang tentu memberikan banyak keuntungan bagi organisasi.


*Keempat*, menuju networking society. Peta jalan yang terakhir ini menjadi tantangan tersendiri ke depan bagi HMI. Sebab, ia membutuhkan visi dan langkah besar dalam membangun dan mengembangkan organisasi di level internasional.


"Harus diakui bahwa HMI dalam beberapa dekade terakhir ini hanya puas bermain di aras lokal atau domestik. Padahal, impuls globalisasi bekerja demikian pesat yang membuat dunia menuju satu tatanan yang lebih terintegral. Dalam kondisi yang demikian ini, HMI harus menjadi pemain dengan mental, jejaring dan berwawasan global. Langkah ini hanya akan tercapai bila sosok pemimpin HMI ke depan punya atensi khusus terhadap isu-isu global dan memiliki jejaring luas melampaui geopolitik domestik,".


(* Penulis adalah Kandidat Ketua Umum PB HMI periode 2023-2025

Bagikan:

Komentar