|
Menu Close Menu

Gagasan Baru Menag: Jemaah Bisa Berangkat Haji dan Umrah Lewat Kapal Laut

Kamis, 10 Juli 2025 | 11.16 WIB

Ilustrasi ke Tanah Suci naik Kapal Laut.(Kauasakata.com) 
Lensajatim.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia membuka peluang baru dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Tak lagi hanya lewat udara, kini jalur laut tengah digodok sebagai alternatif yang lebih inklusif dan terjangkau bagi masyarakat.


Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, saat menghadiri peluncuran SGIE Report 2024/2025 dan peringatan 10 tahun Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (8/7/2025).


“Kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga sudah berdiskusi dengan sejumlah pejabat di Saudi Arabia,” ungkap Menag.


Menurut Nasaruddin, jika sarana pendukung seperti pelabuhan dan transportasi laut telah siap, maka penyelenggaraan ibadah melalui jalur laut akan menjadi opsi nyata bagi jemaah—terutama dari kalangan menengah ke bawah.


“Kalau semua persyaratannya terpenuhi, maka peluang ini bisa direalisasikan. Jalur laut itu terbuka dan potensial,” jelasnya.


Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa dengan sistem baru ini, jemaah dari negara-negara Asia, termasuk Indonesia, bisa langsung menuju pelabuhan Jeddah tanpa harus bergantung sepenuhnya pada moda penerbangan.


“Bukan hanya Mesir atau negara terdekat, tapi dari Asia Tenggara pun bisa menjangkau Tanah Suci lewat laut,” ujarnya.


Langkah ini, lanjut Nasaruddin, sejalan dengan pendekatan baru Pemerintah Arab Saudi yang kini lebih terbuka terhadap kerja sama bisnis dan investasi strategis. Bahkan, banyak dari proyek modernisasi haji dan umrah saat ini melibatkan konsultan internasional.


“Saudi sekarang lebih business-oriented. Mereka ingin memanfaatkan potensi geografisnya secara maksimal,” katanya.


Dalam kesempatan itu, Menag juga mengungkap sejumlah rencana besar terkait modernisasi fasilitas ibadah di Makkah dan sekitarnya. Salah satunya, pembangunan Mina bertingkat hingga delapan lantai yang akan menggantikan tenda-tenda konvensional, serta penambahan jalur layang untuk memperlancar mobilitas jemaah.


“Kami dapat informasi bahwa bukit-bukit di sekitar Ka’bah juga akan diratakan, agar lebih luas dan tertata,” ungkapnya.


Dengan berbagai inovasi ini, Nasaruddin berharap akses terhadap ibadah haji dan umrah akan semakin terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat—tanpa memandang status sosial atau ekonomi.


“Kami ingin seluruh masyarakat, baik yang kaya maupun tidak, dari dalam dan luar negeri, bisa merasakan kemudahan dalam beribadah. Peluang ini sangat terbuka,” pungkasnya.


Langkah Pemerintah Indonesia ini menandai babak baru dalam pelayanan ibadah haji dan umrah, menjanjikan sistem yang lebih inklusif, efisien, dan responsif terhadap tantangan zaman. (Had) 

Bagikan:

Komentar