|
Menu Close Menu

Resepsi Harlah PMII Ke-64, Khofifah Ajak Elemen Mahasiswa Bangun Konsolidasi Percepat Target Indonesia Emas Sebelum Tahun 2045

Sabtu, 27 April 2024 | 12.59 WIB

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024 saat hadir dalam resepsi Harlah PMII ke-64 di Pondok Pesantren Al Amin Ngasihan Kota Kediri. (Dok/Istimewa). 

Lensajatim.id, Kediri- Khofifah Indar Parawansa menjadi keynote speaker dalam puncak acara Resepsi Harlah PMII yang ke 64 yang digelar PMII Jawa Timur di Pondok Pesantren Al Amin Ngasihan Kota Kediri, Jumat (26/4/2024). 


Sebagai Ketua Mabinda PKC PMII Jawa Timur, di resepsi Harlah PMII ini Khofifah mendorong PMII untuk segera menyiapkan konsep bersama elemen bangsa lainnya guna menyiapkan plan of action untuk percepatan mewujudkan Indonesia Emas sebelum tahun 2045. 


“Saat ini yang kita butuhkan bersama adalah konsolidasi bagaimana percepatan Indonesia Emas bisa kita wujudkan bersama tanpa menunggu tahun 2045,” tegas Khofifah.


“Maka untuk mewujudkan percepatan itu, harus dilakukan konsolidasi pemikiran. Bagaimana PMII bisa mengkonsolidasikan pemikiran yang sama tidak hanya pada sesama aktivis, tapi juga pada senior, tidak hanya pada internal saja, tapi juga lintas organisasi, misalnya dalam lingkung Cipayung Plus. Yang tentu nggak cukup di situ saja tapi juga konsolidasi dengan kampus lain dan juga konsolidasi dengan ormas dan organisasi profesi  yang lain,” imbuhnya.


Wanita yang juga Gubernur Jatim periode 2019-2024 dan juga aktif sebagai Ketum Muslimat NU dan Ketua PBNU ini melanjutkan, setelah terbangun konsolidasi pemikiran, maka yang selanjutnya perlu dibangun adalah konsolidasi secara programatik. 


Bagaimana PMII bersama elemen  lain bisa membangun konsolidasi dengan  elemen strategis yang lain agar memiliki program yang  berseiring dan nyambung untuk mencapai tujuan yang sama yaitu percepatan mewujudkan Indonesia Emas sebelum tahun 2045.


“Setelah konsolidasi pemikiran, konsolidasi program, maka selanjutnya adalah konsolidasi gerakan. Bagaimana semua pemikiran dan program diorkestrasikan dalam sebuah gerakan yang masif dan terkoordinir,” tandas wanita yang baru saja menerima penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden RI Joko Widodo ini. 


Dalam sebuah orkestrasi, ada yang memainkan biola, ada yang memainkan gitar, piano, saxopon, seruling hingga cello dan lain-lain. Namun semua berpadu dan menghasilkan harmoni yang indah.


Maka menurut Khofifah, gerakan percepatan Indonesia Emas sebelum 2045 juga bisa diibaratkan bermain orkestrasi. Yang mana konduktornya tidak harus satu. Tapi bisa jamak dengan masing-masing alat musik yang diibaratkan sebagai bidang pergerakan dikonduktori oleh satu orang. Namun semua bersinergi memainkan irama yang sama demi menghasilkan harmoni yang indah. 


“Maka akan banyak diversifikasi profesi yang harus dibangun. Ini tidak sederhana. Dalam faktanya nanti tentu tidak cukup hanya mahasiswa, tak cukup hanya dosen, dan elemen akademik. Tapi gapoktan dilibatkan, UMKM dilibatkan, tenaga kesehatan juga diajak, yang menguasai digital ekosistem juga dilibatkan. Maka ini akan menjadi orkestrasi yang sangat cantik,” tegas Khofifah.


Oleh sebab itu, di Harlah PMII ke 64 ini, Khofifah meminta ada plan of action yang disepakati bersama, untuk kemudian dibawa ke Jakarta untuk dikonsolidasikan dengan elemen strategis tingkat nasional. Inisiasinya dilakukan dari Jatim untuk kemudian dikonsolidasikan menjadi gerakan percepatan Indonesia Emas sebelum tahun 2045.


“Kami yakin itu PMII Jatim bisa melakukannya. Ini akan menjadi pelecut semangat pergerakan baru yang linier dengan tema Harlah PMII ke 64 yaitu Perkuat Barisan Menjaga Marwah dan Martabat Bangsa. Sekali lagi Selamat Harlah PMII ke 64,” pungkas Khofifah. (Red) 

Bagikan:

Komentar