![]() |
KH Mohammad Nasih Aschal, Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Provinsi Jawa Timur. (Dok/Istimewa). |
Lensajatim.id, Surabaya- Tingginya curah hujan di beberapa daerah di Jawa Timur yang berpotensi menyebabkan bencana banjir dan juga angin kencang menjadi perhatian khusus dari KH Mohammad Nasih Aschal selaku Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak musim penghujan 2025 terjadi pada kisaran Januari hingga Februari mendatang. Potensi ancaman banjir menjadi hal serius yang perlu dilakukan antisipasi di Jatim.
Politisi yang akrab disapa Ra Nasih ini meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespon serius, salah satunya dengan proaktif melakukan komunikasi sebagai upaya membangun sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan semua pemerintah daerah di Jawa Timur, dan juga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
" Curah hujan yang masih tinggi ini menyebabkan beberapa daerah terjadi banjir atau genangan. Ini harus diantisipasi untuk mencegah banjir susulan, utamanya di daerah yang sudah langganan banjir. Antisipasi dan penanganan ini harus dari hulu hingga hilir," ucap Ra Nasih kepada media, Rabu (08/01/2025).
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bangkalan ini menambahkan bencana banjir yang sering terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur harus dilakukan penanganan secara menyeluruh.
" Penanganan banjir tidak bisa sepotong sepotong tetapi ini harus dilakukan secara tuntas dan komprehensif serta terintegrasi dengan baik," beber Ra Nasih.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini lalu mencontohkan terjadinya penggundulan hutan, pembangunan wilayah permukiman, dan bangunan lainnya yang menyebabkan resapan air menjadi berkurang.
" Itu yang juga bisa menyebabkan air yang mengalir ke sungai debitnya besar sehingga berpotensi terjadinya banjir," tandasnya.
Selain itu lanjut Ra Nasih, dirinya mendorong duduk bersama antara BBWS Brantas maupun BBWS Bengawan Solo, Kota/Kab dan Provinsi membangun sinergi untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya banjir.
Sebab kata Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur ini kondisi kebersihan sungai juga sangat berpengaruh. Masih banyak ditemui adanya sampah alami seperti enceng gondok, bambu, ranting dan batang pohon tumbang yang dibiarkan masuk ke sungai.
" Kesadaran masyarakat juga masih sangat rendah untuk menjaga keberadaan sungai. Masih banyak masyarakat yang sering membuang sampah ke sungai tanpa berpikir dampak yang ditimbulkan," ungkapnya.
Ra Nasih juga mengungkapkan, beberapa masalah lainnya adalah terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai. " Makanya sekali lagi ini penanganannya tidak bisa sepotong-sepotong, tidak hanya bersifat aksi dan reaksi, tapi harus dilakukan secara menyeluruh," tegas pengasuh Ponpes Syaikhona Cholil Bangkalan ini. (Had).
Komentar