|
Menu Close Menu

Menko PMK Pratikno Resmikan SALUT UT Surabaya Berbasis Pesantren

Minggu, 18 Mei 2025 | 00.14 WIB

Grand Opening UT Surabaya sekaligus peluncuran Sentra Layanan UT (SALUT) di empat lokasi pondok pesantren di Jawa Timur. (Dok/Laura). 
Lensajatim.id, Surabaya – Sebuah lompatan besar dalam dunia pendidikan tinggi inklusif kembali ditorehkan Universitas Terbuka (UT) Surabaya. Melalui pendekatan berbasis komunitas pesantren, UT Surabaya secara resmi meluncurkan Sentra Layanan UT (SALUT) di empat lokasi pondok pesantren di Jawa Timur.


Peresmian SALUT ini dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc, yang memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut. Ia menyebut program ini sebagai langkah strategis dalam menjembatani dunia pesantren dengan pendidikan tinggi berbasis teknologi.


Empat SALUT yang diresmikan kali ini meliputi:


1. SALUT Al-Ibrohimy Sumenep

2. SALUT Anglingdarmo Bojonegoro

3. SALUT Matsaratul Huda Pamekasan

4. SALUT Nurul Amanah Bangkalan


Kehadiran SALUT di lingkungan pesantren menjadi bukti konkret bahwa pendidikan tinggi kini dapat menyatu dengan kehidupan religius santri. Para santri dapat menempuh studi S1 tanpa perlu meninggalkan kewajiban mereka di pondok.


“Dengan hadirnya SALUT berbasis pesantren, kami ingin memastikan bahwa santri memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus meninggalkan lingkungan yang membentuk karakter mereka,” ujar Direktur UT Surabaya, Dr. Suparti, M.Pd.


SALUT berfungsi sebagai mitra resmi UT dalam menyediakan seluruh layanan akademik, termasuk informasi kuliah, registrasi, pendampingan belajar, dan layanan tutorial. Model pembelajaran jarak jauh yang fleksibel dari UT memungkinkan para santri tetap aktif dalam kegiatan keagamaan sambil mengejar gelar akademik.


Langkah ini dianggap selaras dengan misi nasional dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang berkarakter, serta menjawab tantangan pemerataan akses pendidikan tinggi, khususnya di wilayah pesantren yang selama ini sulit dijangkau sistem pendidikan formal.


Melalui inovasi ini, Universitas Terbuka tak hanya membawa pendidikan tinggi lebih dekat ke masyarakat, tetapi juga menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan ilmu yang berbasis nilai-nilai keislaman dan kemajuan teknologi. (Lau) 

Bagikan:

Komentar