![]() |
PW GP Ansor Jawa Timur saat panen ikan di Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.(Dok/Istimewa). |
Rangkaian kegiatan dimulai dengan penanaman 100 bibit pisang Cavendish secara gotong royong oleh kader Ansor dan warga setempat di sepanjang tepi jalan dan pekarangan rumah menuju kawasan kolam budidaya. Aksi ini bukan sekadar simbolik, tetapi menjadi bentuk nyata dari visi penghijauan produktif yang langsung memberi nilai manfaat ekonomi jangka panjang.
Dilanjutkan dengan panen raya ikan dan pelepasan benih baru ke 260 kolam untuk program berkelanjutan. Jenis ikan yang dikembangkan meliputi lele, gurami, dan patin, sebagai bagian dari ekosistem usaha perikanan rakyat yang efisien, cepat panen, dan bernilai jual tinggi.
Rangkaian kegiatan juga mencakup kunjungan langsung ke unit pengemasan dan hilirisasi produk perikanan yang dikelola secara mandiri oleh kader-kader Ansor Umbulsari. Proses ini mencerminkan semangat inovatif pemuda desa dalam mengelola rantai nilai ekonomi dari budidaya hingga siap jual yang menjadi tulang punggung kemandirian pangan dan finansial desa.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain : H. Musaffa Safril, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Deni Prasetya, Kasatgas Patriot Ketahanan Pangan PW Ansor Jatim, Unsur Forkopimda Jember, Camat Umbulsari dan beberapa Kepala Desa, Pimpinan Banom-Banom NU, Perwakilan lembaga perbankan dan keuangan mikro, Ratusan kader Ansor dan Banser dari wilayah sekitar.
Dalam sambutannya, H. Musaffa Safril menegaskan pentingnya membangun swasembada pangan dari desa. “Mayoritas kader Ansor dan Banser tinggal dan hidup di desa. Maka masa depan pangan bangsa ini harus dimulai dari desa. Kita tidak hanya menjaga ideologi dan tradisi, tapi juga menjaga perut rakyat agar tetap kenyang dan sejahtera,” ujarnya, Kamis (15/05/2025).
Pada kesempatan ini, Safril juga secara resmi meluncurkan program “Satu Ranting, Satu Ladang”, sebagai komitmen untuk menjadikan setiap struktur GP Ansor di tingkat desa memiliki unit produksi pangan yang mandiri. “Kita ingin setiap ranting Ansor punya lahan atau kolam produktif. Dari situ, kita tumbuhkan ekonomi kader, bantu warga sekitar, dan wujudkan desa berdaulat secara pangan,” tegasnya.
Sementara itu, Kasatgas Patriot Ketahanan Pangan PW Ansor Jawa Timur, H. Deny Prasetya, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk jihad kemandirian yang dikelola secara profesional oleh pemuda desa.
“Yang kita bangun bukan sekadar kolam atau kebun, tapi kesadaran dan mentalitas mandiri. Patriot Ketahanan Pangan adalah cara kita menyiapkan masa depan Ansor yang tak hanya kuat secara ideologi, tapi juga kuat secara ekonomi. Dan itu dimulai dari desa, dari hal-hal kecil yang terus kita jaga kesinambungannya,” ungkap Deni.
Menurut pria yang juga Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, program ini juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perbankan, akademisi, dan pelaku pasar agar hasil produksi kader Ansor mampu terserap dengan baik. "Kami ingin kader-kader Ansor tidak hanya bisa produksi, tapi juga bisa mengakses pasar dan mengelola nilai tambah," pungkasnya.
Program Patriot Ketahanan Pangan ini menjadi salah satu transformasi gerakan Ansor yang tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan spiritual, tetapi juga kekuatan ekonomi sebagai benteng kemandirian umat dan bangsa.
Ansor bergerak, desa berdaya. Dari tanah, dari air, kita tanam harapan kita panen masa depan. (Had)
Komentar