|
Menu Close Menu

Tawa Penuh Makna! Kolaborasi Ning Lia dan Komeng Ubah Komedi Jadi Sarana Edukasi

Minggu, 20 Juli 2025 | 23.26 WIB

Ning Lia dan Komeng, Anggota DPD RI saat menyampaikan ucapan Hari Komedi Nasional.(Dok/Istimewa). 


Lensajatim.id, Jakarta —Meski momen tersebut telah berlalu, kenangan jenaka sekaligus sarat makna dari Anggota DPD RI, Lia Istifhama, kembali mencuri perhatian publik. Ucapan serta pantun lucunya saat menyambut penetapan 27 September sebagai Hari Komedi Nasional kembali viral di jagat maya, menyedot perhatian netizen dari berbagai kalangan.


Dalam cuplikan video yang ramai dibagikan ulang di media sosial, Ning Lia—sapaan akrab Lia Istifhama—memberikan apresiasi tinggi kepada Bang Komeng, ikon lawak nasional yang kini juga duduk sebagai Senator DPD RI dari Jawa Barat.


“Saya, Lia Istifhama, Anggota DPD RI Provinsi Jawa Timur, mengucapkan terima kasih kepada Fadli Zon. Terima kasih kepada Senator Komeng yang sudah membawa perpolitikan di Indonesia Raya semakin berbahagia,” ucapnya, yang sontak disambut gelak tawa netizen.


Momen hangat tersebut makin berkesan berkat pantun khas yang dilontarkan Ning Lia:

“Buah manggis, buah pepaya,
Bang Komeng manis, siapa yang punya?”



Dengan gaya santai dan khasnya, Bang Komeng membalas:

 “Ratu Buaya.”



Tawa pun pecah. “Salam bahagia untuk semuanya,” kata Ning Lia sambil tersenyum lebar.


Namun lebih dari sekadar humor, Ning Lia menegaskan bahwa komedi memiliki peran penting dalam kehidupan sosial-politik bangsa. Menurutnya, komedi adalah bahasa kritis yang cerdas, menyuarakan keresahan rakyat dengan cara ringan namun menyentuh.


“Komedi adalah bentuk komunikasi sosial yang kuat dan penuh makna,” tegas perempuan yang dinobatkan sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif oleh Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN).



Keponakan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Ning Lia juga menambahkan bahwa gelak tawa merupakan penyejuk jiwa di tengah kerasnya kehidupan.


“Para komedian adalah pejuang kebaikan. Mereka menghadirkan harapan lewat canda. Terima kasih kepada semua pelawak dan seniman komedi Indonesia.”



Menurutnya, kehadiran para komedian tak hanya menghibur, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, cinta kasih, dan kedamaian sosial.


“Salah satu pondasi penting dalam mendidik lingkungan sosial yang sehat adalah melalui guyonan hangat yang mencerdaskan. Komedi adalah media yang mengedukasi sekaligus mendamaikan," tandasnya. 



Penetapan Hari Komedi Nasional yang bertepatan dengan hari lahir komedian legendaris Bing Slamet pun menjadi penegasan bahwa sejarah lawak dan perfilman Indonesia mengandung nilai budaya yang luhur.


“Kita harus bangga dan meneladani semangat Bing Slamet. Perfilman yang menghadirkan komedi sehat adalah bagian dari pendidikan bangsa. Komedi yang menghibur tanpa kekerasan lebih berdampak positif, terutama bagi penonton anak-anak,” jelasnya.



Lia juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap industri perfilman sebagai pintu Indonesia menuju panggung global.


“Jika kita ingin Indonesia go global, salah satu jalannya adalah seni peran dan film. Tapi bukan sekadar film biasa. Kita butuh film yang menyuguhkan tontonan sehat—komedi yang hangat, bukan adegan sadis yang memacu adrenalin namun mengganggu psiko-sosial penontonnya, terutama anak-anak.”



Perayaan Hari Komedi Nasional yang digagas lewat langkah Bang Komeng di Senayan ini pun menjadi momentum reflektif: bahwa dalam setiap tawa, ada harapan, kedamaian, dan kekuatan untuk menyatukan bangsa.

Media sosial pun kembali diramaikan kutipan viral:

“Bang Komeng manis, siapa yang punya?”
Dan netizen pun menjawab serempak:
“Indonesia!”.(Had) 


Bagikan:

Komentar