|
Menu Close Menu

BANDORA Grup Mantapkan Langkah, Tambang Dolomit Serentak di Tiga Kabupaten Jatim

Jumat, 24 Oktober 2025 | 06.18 WIB



Lensajatim.id, Surabaya– Bandar Dolomit Nusantara Grup (BANDORA Grup) bersama Bandar Indonesia Grup (BIG) dan SANTRI Grup siap memulai penambangan dolomit secara serentak di tiga kabupaten, yaitu Gresik, Lamongan, dan Tuban.


Kegiatan penambangan itu dijadwalkan berlangsung pada minggu keempat Oktober 2025 dan menjadi langkah awal penguatan industri dolomit nasional.


Founder & Owner BIG, Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, atau yang akrab disapa Gus Lilur, menyampaikan bahwa seluruh kegiatan tambang dolomit di bawah BIG akan dilaksanakan oleh kontraktor tambang SANTRI Grup.


Sementara itu, hasil tambang akan dipasarkan oleh BANDORA Grup dengan merek Dolomit SATARA (Sahabat Tanah Nusantara).


“Penjualan dolomit merk SATARA akan resmi diluncurkan pada 10 November 2025, bertepatan dengan Hari Pahlawan Republik Indonesia,” ujar Gus Lilur, pengusaha muda asal Situbondo, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/10/2025).


Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI) ini menjelaskan bahwa BANDORA Grup saat ini menerapkan sistem Maklon Dolomit.


Maklon merupakan bentuk kerja sama produksi di mana pihak ketiga mengerjakan proses penggilingan dan pengemasan sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan pemesan.


“Dalam konteks ini, dolomit dari tambang BIG yang dikelola SANTRI Grup akan digiling di pabrik pihak ketiga menggunakan sistem Maklon Upah Giling. Dolomit akan dihaluskan dengan ukuran mess 100, lalu dikemas dalam volume tertentu sebelum dipasarkan,” terangnya.


Menurut peraih penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) ini, sistem Maklon Upah Giling dilakukan sementara waktu karena BANDORA Grup sedang menyiapkan pembangunan pabrik dolomit milik sendiri.


“Begitu pabrik BANDORA Grup selesai dibangun, proses maklon akan dihentikan dan seluruh produksi akan dilakukan secara mandiri,” tambahnya.


Menariknya, peluncuran produk Dolomit SATARA yang semula dijadwalkan pada 9 Desember 2025 bertepatan dengan Hari Antikorupsi Dunia, dimajukan menjadi 10 November 2025.


“Pemilihan tanggal 10 November bukan tanpa alasan. Kami ingin SATARA hadir sebagai simbol perjuangan dan dedikasi terhadap tanah Nusantara, sejalan dengan semangat Hari Pahlawan,” ungkapnya.


Gus Lilur berharap, semangat kolaborasi antara BIG, SANTRI Grup, dan BANDORA Grup dapat menjadikan Dolomit SATARA sebagai produk unggulan nasional.


Selain memperbaiki kualitas tanah pertanian, keberadaan SATARA juga diharapkan mampu memperkuat kemandirian industri dolomit dalam negeri dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan sektor pertanian Indonesia. (Had) 

Bagikan:

Komentar