|
Menu Close Menu

Dihadapan Bupati Sugiri, Ning Lia Dorong Reaktivasi Jalur Kereta Madiun–Slahung untuk Kebangkitan Ekonomi Ponorogo

Minggu, 12 Oktober 2025 | 08.51 WIB

Ning Lia, Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat bersama Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko  di Pendopo Kabupaten Ponorogo.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Ponorogo— Anggota Badan Pengkajian MPR RI, Dr. Lia Istifhama, terus memperkuat fungsi lembaga perwakilan rakyat dalam menyerap aspirasi publik. Melalui kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat (Asmada) MPR RI, Ning Lia hadir langsung di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Sabtu (11/10/2025), untuk berdialog dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan.


Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, Komisioner KPU Ponorogo M. Arwan Hamidi, mantan Komisioner Bawaslu Marji Nurcahyono, serta Ketua GP Ansor Ponorogo M. Ilham. Sejumlah organisasi Banom NU seperti GP Ansor, IPNU, IPPNU, PMII, Kopri, dan Fatayat NU juga turut serta, memperlihatkan kuatnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil.


Dalam kesempatan itu, Ning Lia menegaskan bahwa pembangunan yang berkelanjutan tidak semata bergantung pada kebijakan pemerintah pusat, melainkan pada kemampuan daerah dalam menangkap aspirasi masyarakat secara autentik.


“Saya ingin agar setiap kebijakan pembangunan mengambil sisi positif dari aspirasi rakyat. Pembangunan itu bukan sekadar fisik, tapi bagaimana kebijakan menjadi anfauhulinnas, bermanfaat bagi manusia,” ujar Ning Lia.


Senator asal Jawa Timur itu juga menyoroti kekuatan modal sosial Ponorogo sebagai fondasi penting pembangunan daerah. Ia menilai harmoni sosial yang terjaga di Ponorogo merupakan modal berharga untuk melaksanakan kebijakan yang partisipatif dan damai.


“Ponorogo punya kekuatan modal sosial luar biasa. Kita melihat masyarakatnya kompak, adem ayem, dan gotong royong. Ini pondasi penting agar setiap program pembangunan bisa berjalan efektif,” tambahnya.


Sementara itu, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita menegaskan bahwa kekompakan warga menjadi karakter khas Ponorogo.


“Alhamdulillah, walau di beberapa kota ada dinamika, Ponorogo selalu adem ayem. Kami lebih suka damai dan kompak,” ujarnya.


Selain menyerap aspirasi sosial, Ning Lia juga menyoroti pentingnya reaktivasi jalur kereta Madiun–Slahung yang kini tengah dikaji oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurutnya, jalur ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi bagian dari transformasi sosial-ekonomi Ponorogo.


“Jika rel ini aktif kembali, Ponorogo tidak hanya terhubung secara fisik, tetapi juga menjadi simpul ekonomi dan wisata yang berkembang pesat,” ungkap Ning Lia.


Rencana Kemenhub tersebut mendapat sambutan positif dari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (Kang Giri). Ia menyebut, jalur kereta Madiun–Slahung memiliki nilai historis dan ekonomi yang kuat.


“Ini kabar baik. Kami tentu menyambut positif rencana Kemenhub. Warga pasti senang bisa kembali naik kereta seperti dulu,” katanya.


Kang Giri menambahkan, keberhasilan proyek reaktivasi ini akan sangat bergantung pada penyelesaian masalah sosial dan legalitas lahan. Ia berharap prosesnya dilakukan secara humanis dan partisipatif.


“Di Yogyakarta dan Solo saja kereta bisa berjalan di tengah kota. Yang penting, semua dilakukan dengan pendekatan yang baik agar masyarakat juga mendukung,” tegasnya.


Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga perwakilan seperti MPR RI, aspirasi yang disampaikan melalui kegiatan Asmada ini diharapkan benar-benar menjadi bahan penting dalam mewujudkan Ponorogo yang maju, damai, dan berdaya saing. (Had) 

Bagikan:

Komentar