![]() |
Masmuni Mahatma, Ketua PWNU Babel.(Dok/Istimewa). |
Kegiatan tersebut menjadi ruang kolaborasi antara PWNU, Densus 88, dan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menguatkan peran pesantren sebagai benteng moderasi beragama. Tema yang diangkat menitikberatkan pada edukasi dan pencegahan radikalisme, terorisme, serta ekstremisme melalui pendekatan nilai-nilai kultur pesantren.
Ketua PWNU Babel, Masmuni Mahatma, menjelaskan bahwa halaqoh ini menjadi tradisi intelektual khas pesantren yang berfungsi sebagai ruang diskusi ilmiah dan reflektif.
“Halaqoh ini merupakan tradisi intelektual pesantren yang khas. Kalau di dunia akademik mirip dengan simposium. Kami ingin membahas isu radikalisme dan terorisme di era digital dengan bingkai budaya pesantren,” ujar Masmuni, Minggu (19/10/2025).
Selain menggelar diskusi, PWNU Babel juga akan mendeklarasikan sikap terhadap konten media yang dinilai melecehkan kultur pesantren.
“Kami ingin menegaskan, setiap budaya memiliki ruangnya sendiri. Silakan berbeda, tapi jangan sampai menghina,” tegas alumni Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura.
Acara ini rencananya dihadiri sekitar 360 peserta yang terdiri atas kiai, santri, akademisi, tokoh masyarakat, serta perwakilan lembaga pemerintah. Masmuni menegaskan, kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat marwah pesantren sebagai penjaga moral, sosial, dan spiritual bangsa.
“Pesantren telah lama berkontribusi besar terhadap bangsa ini, baik dari segi pendidikan, sosial, maupun spiritual. Halaqoh ini bagian dari upaya merekonsolidasi peran itu,” ujar mantan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) ini.
Sebagai penutup rangkaian acara, PWNU Babel akan melaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Pawitralaya. Ziarah tersebut dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pejuang bangsa yang telah meletakkan dasar nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme. (Had)
“Spirit kemelayuan di Bangka Belitung sangat kuat. Karena itu, doa untuk para pahlawan adalah bagian dari cara kita menjaga nilai dan sejarah perjuangan,” tambah Masmuni.
Melalui pendekatan dialogis dan kultural, PWNU Babel berharap halaqoh ini menjadi wadah sinergi antara ulama, aparat negara, dan masyarakat dalam menjaga harmoni sosial serta memperkuat semangat kebangsaan di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan zaman. (Had)
Komentar