![]() |
| Ning Lia Istifhama, Anggota DPD RI asal Jawa Timur.(Dok/Istimewa). |
Menurut senator yang akrab disapa Ning Lia itu, masalah ini bukan sekadar urusan teknis di lapangan, tetapi menyangkut kebijakan energi dan kepercayaan publik terhadap sistem pengawasan bahan bakar nasional.
“Ini bukan sekadar soal motor brebet. Ini soal kepercayaan publik terhadap kebijakan energi nasional. Kalau masyarakat sampai takut isi bensin, berarti ada krisis kepercayaan yang harus dijawab dengan langkah nyata, bukan sekadar klarifikasi,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Ning Lia menegaskan, pemerintah perlu membentuk tim independen lintas sektor untuk menyelidiki dugaan penurunan kualitas Pertalite. Tim tersebut, menurutnya, harus melibatkan unsur Kementerian ESDM, akademisi, lembaga konsumen, dan organisasi masyarakat sipil, agar hasil investigasi dapat dipertanggungjawabkan secara objektif.
“Kita butuh tim lintas sektor yang bisa memberi laporan objektif kepada publik. Jangan sampai rakyat menanggung kerugian tanpa tahu siapa yang harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Selain itu, Ning Lia juga mendesak adanya mekanisme sanksi tegas bagi pihak yang terbukti lalai dalam rantai distribusi maupun pengawasan mutu BBM di lapangan.
“Kalau terbukti ada kelalaian, harus ada hukuman. Karena masyarakat sudah dirugikan secara ekonomi, psikologis, dan bahkan keselamatan,” imbuhnya.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah cepat Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang langsung menugaskan tim Lemigas untuk meneliti sampel BBM di beberapa SPBU. Ning Lia menilai, tindakan tersebut menunjukkan respons cepat pemerintah terhadap keresahan masyarakat.
“Langkah cepat Om Bahlil patut diapresiasi. Tapi harus dikawal sampai tuntas. Jangan berhenti di investigasi, harus ada kejelasan hasil dan perbaikan sistem,” tutur senator yang juga dikenal aktif mengawal isu pengawasan publik di sektor energi itu.
Dari berbagai laporan pengguna di media sosial, gejala “motor brebet” dilaporkan terjadi di beberapa wilayah seperti Gresik, Sidoarjo, Surabaya, hingga Pasuruan. Sejumlah pengendara mengaku motor mereka tersendat, tidak responsif, bahkan mati mendadak setelah mengisi Pertalite.
Saat ini, Lemigas tengah melakukan uji sampel untuk memastikan kemungkinan ketidaksesuaian kadar oktan (RON) atau adanya kontaminasi air dan bahan aditif.
Ning Lia menilai, kasus ini dapat menjadi momentum pembenahan sistem energi nasional agar lebih transparan, akuntabel, dan berpihak pada masyarakat.
“Kita bicara soal energi rakyat, bukan sekadar bahan bakar. Kalau kualitasnya bermasalah, berarti ada persoalan dari hulu ke hilir yang harus dibenahi, mulai dari produksi, pengawasan, sampai transparansi informasi kepada masyarakat,” tandasnya. (Had)


Komentar