|
Menu Close Menu

Proses Evakuasi Selesai, Ning Lia: Korban Al Khoziny Adalah Pejuang Ilmu, Semoga Mereka Syuhada

Selasa, 07 Oktober 2025 | 16.30 WIB

Ning Lia Anggota DPD RI asal Jawa Timur saat bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Surabaya– Proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Musala Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, resmi dinyatakan selesai. Senator asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, mengajak seluruh pihak untuk mendoakan para korban dan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan dan ketabahan.


Senator yang akrab disapa Ning Lia itu menyampaikan terima kasih kepada tim Basarnas, BNPB, BPBD, TNI-Polri, relawan, serta masyarakat yang sejak awal sigap terjun membantu proses evakuasi di zona terdampak.


Per Selasa (7/10/2025), operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) resmi ditutup. “Mulai hari ini, tim gabungan fokus pada penanganan di RS Bhayangkara Polda Jatim bersama tim DVI,” ujar Ning Lia.


Menurutnya, tahap selanjutnya yang tak kalah penting adalah pendampingan psikologis dan spiritual bagi para santri. Trauma yang mereka alami harus dipulihkan dengan perhatian dan empati dari banyak pihak.


“Ini menjadi tanggung jawab bersama — pemerintah, pesantren, dan masyarakat — agar para santri bisa kembali bangkit,” ujarnya.


Selain itu, Ning Lia juga menyoroti pentingnya rehabilitasi fisik atas bangunan yang runtuh. Ia menegaskan, musibah yang menimpa Ponpes Al Khoziny harus menjadi perhatian serius semua pihak.


Bagi Ning Lia, para santri korban bencana adalah pejuang ilmu yang meninggalkan teladan semangat menuntut ilmu di jalan Allah.


“Mereka yang wafat dalam perjuangan menuntut ilmu adalah syuhada. Semoga Allah menempatkan mereka di tempat terbaik,” tuturnya penuh haru.


Sementara itu, Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa seluruh tim SAR telah bekerja keras hingga seluruh korban berhasil ditemukan.


“Fokus utama kami memastikan semua korban bisa ditemukan secepat mungkin. Proses pencarian dilakukan hati-hati karena reruntuhan masih labil,” jelasnya.


Di RS Bhayangkara, tim DVI terus melakukan proses identifikasi korban dengan mencocokkan data Ante Mortem (AM), Post Mortem (PM), serta uji DNA.


Kinerja tim DVI yang bekerja 24 jam penuh mendapat apresiasi dari Ning Lia. Ia menyebut, kerja mereka profesional dan penuh dedikasi.


“Koordinasi antar tim dilakukan secara intens. Semua bergerak dengan semangat gotong royong dan empati yang luar biasa,” ungkapnya.


Dengan berakhirnya operasi SAR, fokus penanganan kini beralih ke tahap identifikasi dan pendampingan keluarga korban.


“Semua tim sudah bekerja keras sejak awal hingga akhir. Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi musibah ini,” pungkas Ning Lia. (Had) 

Bagikan:

Komentar