|
Menu Close Menu

Haikal Roja’ Hasbunallah Resmi Daftar Calon Ketua PC PMII Banyuwangi 2025–2026, Usung Gerakan Progresif dan Inovatif Berbasis Local Wisdom

Selasa, 04 November 2025 | 15.20 WIB

 

Haikal Roja'Hasbunallah saat mendaftar sebagai Calon Ketua PC PMII Banyuwangi.(Dok/Istimewa).
Lensajatim.id, Banyuwangi— Haikal Roja’ Hasbunallah, kader aktif Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Banyuwangi masa khidmat 2025–2026. Sosok yang akrab disapa Haikal ini dikenal sebagai kader dengan rekam jejak panjang dalam pergerakan mahasiswa Islam, yang berawal dari PMII Komisariat STAI Darul Ulum (STAIDU) Banyuwangi.


Haikal bukanlah nama baru di tubuh organisasi mahasiswa Islam terbesar di Banyuwangi itu. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PMII Komisariat STAIDU periode 2022–2023, dan melanjutkan kiprahnya sebagai Sekretaris Umum PC PMII Banyuwangi periode 2023–2024. Kini, dengan semangat pembaruan, ia melangkah maju untuk melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi tersebut.


Didampingi oleh Ketua Komisariat PMII STAIDU, Haikal mendatangi Sekretariat Badan Penyelenggara Konferensi Cabang (BPK) PMII Banyuwangi di Graha IKA-PMII pada Senin (3/11/2025) untuk menyerahkan berkas pendaftaran. Adapun Konfercab ke-XXV PMII Banyuwangi dijadwalkan berlangsung pada 21–23 November 2025 mendatang.


Dalam keterangannya, Haikal menegaskan komitmennya untuk menjadikan PMII Banyuwangi sebagai organisasi yang progresif, inovatif, dan adaptif dengan tetap berpijak pada nilai-nilai ideologis.


“Saya ingin PMII Banyuwangi menjadi rumah besar yang inklusif bagi seluruh kader. Tempat di mana setiap anggota dapat belajar, berproses, dan berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa,” ujarnya.


Haikal mengusung visi “Emansipasi Gerakan PMII yang Progresif, Inovatif, dan Adaptif Melalui Kaderisasi Berbasis Local Wisdom.” Untuk mewujudkan visi tersebut, ia merumuskan misi strategis yang mencakup pembangunan kepemimpinan inklusif yang partisipatif dan berorientasi kader; penerapan kaderisasi berbasis local wisdom yang tersistem, terstruktur, dan berkelanjutan sesuai relevansi zaman; penciptaan iklim budaya literasi, kajian, dan diskursus keilmuan guna membentuk kader yang kritis, inovatif, dan adaptif; digitalisasi manajemen organisasi melalui platform digital; pengembangan gerakan berbasis advokasi, riset, dan kajian sosial-keagamaan; penguatan komunikasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan; serta pembentukan kepribadian kader berdasarkan nilai-nilai Mabadi Khaira Ummah.


Mantan Ketua Komisariat PMII STAIDU tersebut optimistis visi dan misinya akan membawa PMII Banyuwangi menuju arah yang lebih progresif dan berdampak nyata bagi kader maupun masyarakat.


“Saya optimistis, jika visi dan misi ini diwujudkan bersama-sama, PMII Banyuwangi akan menemukan relevansinya di tengah arus transformasi digital,” tegasnya.


Menurut Haikal, PMII ke depan harus mampu menata ulang arah gerakan agar tetap selaras dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan jati diri ideologisnya.


“Kader PMII harus menjadi aktor penggerak perubahan, bukan hanya penonton. Kita butuh model kaderisasi yang menyiapkan kader berpengetahuan, berkarakter, dan berdaya saing,” ungkapnya.


Berbekal latar belakang pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Modern Al-Azhar Muncar dan Darussalam Blokagung, serta pendidikan tinggi di STAI Darul Ulum Banyuwangi, Haikal dinilai memiliki perpaduan karakter keislaman, intelektual, dan kepemimpinan yang ideal.


Mengusung tagline “PMII Banyuwangi Bergerak, PMII Berdampak,” Haikal menegaskan tekadnya menjadikan PMII bukan hanya ruang pengkaderan, tetapi juga motor perubahan sosial yang produktif, kritis, dan berdaya guna bagi masyarakat luas. (Tim) 

Bagikan:

Komentar