|
Menu Close Menu

Islah PBNU di Lirboyo Tercapai, Rais Aam dan Ketum Sepakati Percepat Muktamar Ke-35 untuk Merajut Persatuan

Kamis, 25 Desember 2025 | 21.40 WIB

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf bersama Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar saat dalam acara pertemuan di Lirboyo, Kediri.(Dok/Istimewa). 
Lensajatim.id, Kediri— Dinamika internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menemukan titik temu setelah Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, berhasil mencapai kesepakatan islah dalam pertemuan yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (25/12/2025). Kesepakatan ini dipandang sebagai langkah penting untuk meredam konflik organisasi dan memperkuat persatuan jam’iyah Nahdlatul Ulama. 


Pertemuan yang difasilitasi para masyayikh, mustasyar, serta kiai sepuh NU tersebut berlangsung dalam suasana khidmat dan melibatkan jajaran Syuriyah serta Tanfidziyah PBNU. Hasil dialog menegaskan bahwa penyelesaian terbaik atas dinamika internal adalah melalui penyelenggaraan Muktamar ke-35 Nahdlatul Ulama secara bersama-sama. 


“Alhamdulillah, hari ini kita semua menjadi saksi sebuah peristiwa yang menyejukkan. Islah telah tercapai, dan kami bersama Rais Aam telah menyepakati bahwa solusi terbaik untuk jam’iyah adalah melalui Muktamar bersama,” ujar Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, usai pertemuan tersebut. 


Menurut kesepakatan, Rais Aam dan Ketua Umum PBNU akan mempersiapkan dan menyelenggarakan Muktamar ke-35 NU dengan melibatkan mustasyar, para sesepuh, serta pengasuh pesantren dalam penentuan waktu, tempat, dan kepanitiaan. Keputusan ini dipandang sebagai mekanisme organisasi yang paling legitimate dan bermartabat untuk merajut kembali persatuan di tengah isu internal yang telah mengemuka belakangan ini. 


Forum Lirboyo ini merupakan kelanjutan dari serangkaian pertemuan dan musyawarah yang dimulai dengan Musyawarah Kubro yang digelar di tempat yang sama beberapa hari sebelumnya. Para kiai sepuh menilai bahwa penyelesaian konflik yang muncul perlu ditempuh melalui jalur islah dan konstitusional, tidak hanya sekadar perdebatan internal. 


Langkah islah ini juga mendapat sambutan positif dari sejumlah tokoh nasional dan ulama Nahdlatul Ulama yang turut hadir dalam pertemuan, termasuk keterlibatan para mustasyar serta sesepuh yang berperan sebagai penengah dialog.


Dengan tercapainya kesepakatan ini, PBNU berharap Muktamar ke-35 NU dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat ukhuwah nahdliyyah, menjaga keutuhan organisasi, serta kembali fokus menjalankan peran keumatan dan kebangsaan secara maksimal. 


Kesepakatan islah di Lirboyo sekaligus menandai babak baru dalam sejarah organisasi Nahdlatul Ulama, menutup babak perbedaan pandangan yang sempat memicu sorotan publik dan membuka harapan bagi konsolidasi internal PBNU ke depan. (Had) 

Bagikan:

Komentar