|
Menu Close Menu

Cerita Mirisnya Gaji Telat dan Jaspel Dipotong Bikin Resah Tenaga Kesehatan Puskesmas Galis

Kamis, 30 April 2020 | 11.56 WIB


lensajatim.id.Bangkalan - Tangisan tak berdarah nampak pada tenaga medis di Puskesmas Galis, Bangkalan, Madura pasalnya dirinya resah pada pimpinan disoal gaji telat ditambah dana pelayanan (Jaspel) karyawan puskesmas dipotong.

Permasalahannya beragam, ada yang upahnya sedikit, terlambat dan bahkan ada yang tidak mendapat upah sama sekali.

Seperti yang dialami FI tak mau disebut namanya, mengapa? Dirinya sudah jadi buruh medis, takut pada atasan (Kepala Puskesmas). "Takut dikeluarkan sama Kapus. Tapi jika ditahan hati ini miris," keluh FI pada. Kamis (30/4/2020)

Honor yang diterima FI terbilang kecil sekali untuk zaman sekarang. 250 Ribu Sebulan.

"Ya, tugas kami berat mas. Ini lah harus sabar - sabar dalam hati. Kerja tau sendiri siang dan malam perawat tanpa lelah, ya ikhlas mas pastinya dengan upah 250 Ribu," paparnya

Mirisnya, dari Gaji 250 Ribu itu masih dibayarkan dua bulan sekali. Jadi 500 Ribu. Tetapi yang didapat bukan 500 Ribu. Tetapi 400 Ribu karena masih dipotong 100 Ribu oleh Kapus Galis.

"Itupun masih nunggak sampai 2 Bulan hingga 3 Bulan. Kami tak bisa membantah. Takut pada pimpinan," papar FI

Saat ditanya sumber gaji itu dari mana? 

FI menjelaskan jika diambilkan dari jatah dana Jaspel pegawai yang sudah PNS dan Honorer itu dipotong 30 persen.

"Tetapi kenyataannya PKM Galis, banyak perawat yang keluar karena tak digaji. Klasifikasi gaji bagi sukwan itu hanya petugas medis yang lama mengabdi, jika yang baru jangan harap jika tidak ada belas kasihan dari petugas medis lainnya, maka akan gigit jari," keluha dia

Tak sedikit perawat yang berhenti kerja karena dirinya tak digaji. Padahal dia harus nanggung keluarga maka memilih ke Puskesmas lain, dengan harapan bernasib tak sama.

"Kapus Galis itu kebijakannya tak mendahulukan perawat. Padahal perawat itu adalah yang utama bagi pelayanan. Apalagi soal gaji. Perawat banyak berhenti karena gak digaji," jelasnya

Alasan Kapus Galis, nunggak gaji itu tidak memiliki uang. 
"Kuatnya wejangan bahwa menjadi tenaga kesehatan itu harus ikhlas mengabdi dan melayani itu yang membuat kami bertahan,"ceritanya

Senada dengan RR seorang perawat, dirinya memang sudah berstatus PNS. Kebetulan dia ditugas di PKM Galis.
RR utarakan jika hatinya miris melihat anak Sukwan di PKM Galis, tetapi apalah daya. Dirinya tak bisa bantu apa-apa karena 30 persen gajinya sudah dipotong untuk Sukwan.

RR tidak terima gaji secara utuh. Pihak puskesmas tempat mereka bekerja terlebih dulu memotong dana jaspel itu. Besarannya 30 persen.

Menurutnya, yang keberatan dengan pemotongan itu hampir semua karyawan di puskesmas."Tapi demi kebaikan bersama tidak apapalah,"

"Gaji Sukwan itu telat, sedikit kisaran 250 Ribu sampai 300 ribu sebulan. Tetapi itupun masih telat. Jaspel kami dipotong dengan dalih untuk bayar Sukwan. Tetapi sukwan masih ngeluh tak digaji, gaji telat. Lantas tranparansi uang itu dikemanakan," tanyanya
Saya sudah rela dipotong 30 persen. 

Demi kebaikan bersama dan semangat adek adek sebagai tim medis lainnya yang bekerjaa. Tetapi jika tidak sampai entah apa yang mau dikata.

Ditanya bagaimana cara memberikan 30 persen tsrsebut? 
RR jelaskan jika jaspel itu cair, nantinya akan disetor 30 persen ke bendahara Puskesmas.

Menjadi tenaga kesehatan adalah jalan pengabdian. Namun apakah pengabdian berarti mengorbankan anak dan istri sehingga kebutuhan bulanan tidak tercukupi?
Oleh karena itu, RR Sebut sudah saatnya saatnya tenaga kesehatan ini mendapatkan perlindungan dari hak-hak minimal yang didapatkannya.

Dilain pihak, Agus Ansori selaku Kapus Galis mengelak jika ada pemotongan dana jaspel. Logikanya uang tersebut sudah ditransfer ke rekening masing-masing, jadi tidak mungkin kalau dipotong.

"di Puskesmas galis, itu banyak sukwan dan tenaga magang. Jadi seikhlasnya mau ngasih berapa ke mereka. Kalau pemotongan jaspel itu tidak ada," singkat Agus. Kamis. (pol/lil)

Bagikan:

Komentar