Foto : Lazisnu Jatim bersama Bonek saat membagikan sembako di Area Stadion Gelora Sepuluh Nopember Surabaya |
lensajatim.id Surabaya- Pandemi Covid-19 belum berakhir. Angka Positif Corona di Surabaya kini meroket tinggi. Pemberlakukan New Normal tidak berdampak pada pedagang di sekitar Stadion Sepuluh Nopember Surabaya. Ya, pedagang kaos dan atribut sepak bola di area stadion Sepuluh November dan Gelora Bung Tomo hanya bisa gigit jari. Mereka belum bisa berjualan sebab pertandingan sepak bola belum dimulai. Tapi ada beberapa yang sudah berjualan namun dagangannya tidak laku.
“NU Care LAZISNU Jawa Timur hingga kini terus menyisir masyarakat yang terdampak Covid-19, hari ini NU Care LAZISNU Jawa Timur menggandeng Bonek Surabaya membagikan sembako kepada para pedagang kaos dan atribut Persebaya Surabaya,” kata A Afif Amrullah, Ketua NU Care LAZISNU Jawa Timur sebelum melepas pemberangkatan teman-teman bonek (26/06).
Afif mengatakan bantuan sembako ini untuk meringankan beban pedangang dalam masa pandemi seperti ini. Meskipun sudah masuk tatanan normal baru, tetap saja mereka belum bisa berjualan, karena pertandingan sepak bola belum dimulai. “Kami mendistribusikan 50 paket sembako,” terang Dosen Universitas Sunan Giri Surabaya ini.
Iqbal Gilang Perkasa Koordinator Bonek Persebaya Surabaya Selatan mengatakan kegiatan sosial seperti ini harus disambut baik. Semua anggota bonek juga bergerak untuk saling bahu membahu di tengah pandemi seperti ini. “Kami berterimakasih telah diikut sertakan dalam Gerakan sosial seperti ini,” kata Risal setelah membagikan paket sembako.
Selain itu, Iqbal mengapresiasi Gerakan NU Care LAZISNU Jawa Timur yang terus bergerak membantu masyarakat di saat susah seperti ini. “Meski pemerintah telah menerapkan new normal akan tetapi masyarakat yang sumber kehidupannya dari jualan atribut sepak bola ini sepi pembeli dan ada juga yang belum bisa berjualan,” terangnya.
Tidak hanya pedagang yang bisanya stanby di area stadion yang diberikan sembako, tapi tukang becak yang biasa mangkal di sekitar stadion sepuluh November. “Terimakasih bantuannya, kami masih ada yang memperhatikan, kami ini rakyat kecil yang sehari-harinya hanya mengayuh becak dan sehari kadang hanya dapat 20 ribu,” curhat Pak Idi setelah diberi sembako.
Bu Musrifah pedagang yang nekat berdagang meski dagangannya tidak laku. “Ya meski tidak ada pertandingan bola saya tetap jualan, meskipun lakunya hanya satu bahkan sering tidak lakunya,” kata Bu Musrifah.
“Kami akan terus menyalurkan bantuan dari para donatur untuk masyarakat yang terdampak corona, kami terus menyisir masyarakat yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah,” pungkas Afif. (Hady/Lil)
Komentar