|
Menu Close Menu

Della Handayani, Berbagi Ilmu Panahan Dengan Atlet Muda Bangkalan

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 16.30 WIB

Della Adisty Handayani (topi putih) saat mendampingi atlet panahan Kabupaten Bangkalan (29/8/2020)

lensajatim.id.Bangkalan - Della Adisty Handayani, hingga kini masih aktif berlaga di cabang olah raga panahan. 


Putri bungsu dari peraih medali pertama dalam Olimpiade 1988 di Seoul, Lilis Handayani ini telah menorehkan segudang prestasi yang membanggakan. 


Namun, bukannya tanpa perjuangan lahir dan batin, dirinya berupaya keras untuk menorehkan juara demi Indonesia. 


Akhir bulan Juli 2016 lalu, Della kelahiran 28 Juni 1997 ini berhasil meraih medali perak dalam ajang ASEAN University Games (AUG) 2016 di Singapura. 


"Dari kecil sudah dikenalkan sama Mama, sering diajak ke lapangan. Lihat Mama aku jadi pengen dan langsung dilatih Mama. Setelah dapat emas di umur tujuh tahun, mau ikut panahan lagi," ujarnya. 


Olahraga panahan memang bukan hal baru untuk Della, Dia memang terlahir di tengah keluarga pemanah. 


Ibunya, Lilies Handayani, adalah atlet panahan peraih medali perak dalam Olimpiade Seoul 1988 lalu. Begitupun dengan sang ayah, Denny Trisyanto, yang juga berkecimpung di dunia memanah.


Pada Sabtu (29/8/2020) Della hadir di tengah-tengah atlet muda panahan Bangkalan. Berlatih bersama para siswa panahan dan mengadakan sesi berbagi cerita serta pengalaman


"Kami datang ke Bangkalan untuk berbagi ilmu untuk pelatih dan anak-anak muda atlet panahan di Bangkalan," ungkapnya perempuan berdomisili di Bangkalan. Sabtu (29/8/2020).


Kata Della, biasanya atlet Bangkalan ke Surabaya untuk belajar bersama dengan atlet Surabaya, namun karena Pandemi, maka dirinya yang turun ke Bangkalan. 


"Kami akan terus konsen melatih dan memberikan bimbingan pada atlet muda panahan. Begitu juga di Bangkalan. Ini sekaligus mewujudkan impian untuk mempopulerkan panahan di Indonesia. Teruslah berlatih," paparnya. 


Dengan segala tekanan yang ada, panahan tetap membuat Della jatuh hati. Menurut dia, semua orang bisa menyenangi olahraga panahan karena akan timbul rasa penasaran dalam membidik sasaran.


Ada perasaan yang sulit diungkapkan ketika anak panah yang dilepaskan dari busur bisa tepat mengenai sasaran. Beberapa orang yang ia kenal mengaku selalu ingin memanah setelah satu kali mencoba panahan. 


"Penasaran sampai akhirnya mendalami, rasanya pasti susah mau meninggalkan panahan," cerita Della pada atlet panahan di Bangkalan. 


Turut Hadir juga dalam latihan atlet panahan Bangkalan di Sekkep, yaitu Ketua KONI, Fauzan Jakfar juga didampingi oleh Ketua Fokan Jawa Timur, Nyai Zaenab Zuraidah, Pembina Perpani Jimhur Saros dan Ketua Perpani panahan Sony Susanto, serta Sekjennya, Mas Ulfi Tri Hamdani.


Nyai Zaenab Zuraidah katakan, jika kedatangannya tak lain yaitu memompa semangat para atlet. Agar semangat atlet semakin membara untuk mendulang medali di Kota bagian barat Madura ini. 


"Semua atlet panahan ini merupakan petarung. Saya yakin dan percaya, dengan semangat luar biasa dari atlet panahan bisa membawa nama baik dan kehormatan Bangkalan di kancah Nasional," motivasi, Nyai Zaenab yang datang sebagai ketua DPD Fokan Jatim yang konsen di bidang pencegahan maraknya narkoba.


Sementara, Pembina Perpani Bangkalan Jimhur Saros mengaku senang dengan kehadiran Ketua KONI dan FOKAN Jatim yang sekaligus ketua Ibu PKK Bangkalan, Nyai Zaenab di tengah-tengah waktu latihan anak didiknya.


Ia menilai, kedatangan mereka dan rombongan menunjukan perhatian kepada keberlangsungan olahraga panahan di Bangkalan. 


"Iya seneng, itu artinya ada kepedulian dari pemerintah kota kepada kita. Ini juga bisa jadi motivasi anak-anak untuk semangat berlatih dan berprestasi," katanya.


"Kita ciptakan anak anak dan pemuda di Bangkalan berperestasi, utamanya dengan olahraga panahan," papar Jimhur Saros. 


Tak lain, Jimhur melihat peluang besar di cabor panahan, disoal membaca atlet di Jatim masih sangat jarang, apalagi di Madura hanya satu-satunya.


"Semoga atlet kita bisa berprestasi dan menjadi kebanggaan Bangkalan," harapan besar Jimhur. 


Dirinya berharap meskipun pendanaan sangat mepet. Tapi dengan seminim mungkin kita tetap berkreasi sendiri. 


Sumbangan dari berbagai pihak kami kumpulkan dan kita belanjakan alat memanah. 


"Satu alat panah kurang lebih 3 juta. Busurnya itu yang udah profesional itu mencapai 75 juta. Jadi uang yang kami kumpulkan seadanya kita belanjakan alatnya," tutup Jimhur. 


Ditambahi oleh Sekertaris Perpani, Mas Ulfi Tri Hamdani kata dia seorang atlet panahan, harus bisa menguasai dan mempercayai kemampuan diri sendiri. 


Untuk bisa meraih hal itu, seorang atlet harus terus berlatih. Bukan hanya berlatih teknik, tetapi juga fisik, sebab busur panah yang digunakan memiliki bobot yang tidak ringan.


"Waktu masih bertanding, kita melawan orang lain, tapi kita tidak bersentuhan. Di saat kita menang, berarti kita menang atas diri sendiri. Itu kepuasan yang didapat," ujarnya.


Ia menambahkan, selain berlatih keras, atlet panahan juga perlu mengikuti pertandingan. Dalam latihan, seorang atlet mungkin bisa menguasai latihan teknik, fisik, hingga kedisiplinan. Namun, hanya dalam pertandingan, mental seorang atlet bisa benar-benar diasah.


"Atlet panahan harus fokus dan bisa mengendalikan diri, oleh karena itu harus melakukan pertandingan. Di situ kita dilatih fisik dan mental, kita harus punya semangat juang," semangatnya pada anggota Perpani Bangkalan. (pol/lil)

Bagikan:

Komentar