|
Menu Close Menu

Mahasiswa IDIA Al-Amien Berhasil Ciptakan Keripik dari Pelepah Pisang

Minggu, 13 Desember 2020 | 15.48 WIB

Mahasiswa IDIA Al-Amien Prenduan Sumenep saat memperlihatkan Keripik Pelepah Pisang
 

lensajatim id Sumenep-, Peserta Praktik Pemberdayaan Masyarakat (P2M)  Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan, Kecamatan Pragaan,  Kabupaten Sumenep, Jawa Timur berhasil menciptakan produk olahan dari pelepah pisang. Mahasiswa ini tergabung dalam kelompok III Zona luar yang ditempatkan di desa Pakamban Laok, Kec. Pragaan (06/12/2020).


Dalam praktiknya, mahasiswa memanfaatkan pohon atau pelepah pisang yang terbuang dikebun-kerbun warga, kemudian dikupas dan dipotong-potong dalam ukuran kecil. Agar pelepah pisang renyah dan tidak sebat, potongan pelapah pisang tersebut kemudian direndam kedalam air kapur selama sehari semalam, baru setelah itu masuk pada proses penggorengan dengan dicampur tepung dan bumbu penyedap. Dan akhirnya pelepah pisang pun siap dikonsumsi.  


Mahasiswa ini mencoba melakukan pengembangan potensi yang ada didesa mulai dari sumber daya manusia dan sumber daya alam. Salah satunya melalui pohon pisang, mereka mencoba menciptkan inovasi dan wawasan kepada masyarakat, bahwa pohon tersebut tidak semerta-merta hanya bisa diambil manfaat dari buahnya saja, akan tetapi dari pelepahnya juga bisa bermanfaat menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi.


Di desa Pakamban Laok sendiri, pohon pisang  tergolong banyak, karena masyarakat Pakamban Laok rata-rata mengisi kebun mereka dengan pohon pisang. Ini lah yang menjadi alasan mendasar Mahasiswa IDIA Prenduan untuk mengembangkan potensi dan aset besar yang ada di desa Pakamban Laok tersebut.


“Kami mencoba memberi penyadaran kepada masyarakat, bahwa pohon pisang dari ujung sampai akarnya bisa dikelola dan bisa bernilai ekonomi,” ungkap Syarifuddin, salah satu peserta P2M sekaligus Ketua Kelompok III.


Mahasiswa menilai, pengolalan pohon pisang oleh masyarakat Pakamban Laok selama ini hanya ‘gitu-gitu saja’, artinya masyarakat hanya mendapatakan pemahaman mulai dari proses menanam dan menuainya saja, tidak mengetahui cara pemanfaatannya secara menyeluruh. Maka, dengan inovasi yang diciptakan mahasiswa IDIA Prenduan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat yang bisa terus dikembangkan kedepannya.


Dalam proses pengolahan sampai pengemasan, mahasiswa bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan Ibu-Ibu PKK yang ada di desa Pakamban Laok. Dan tentunya masyarakat sendiri sangat merespon baik dengan adanya kegitan P2M ini, karena bisa memberi pengetahuan baru kepada masyarakat.


 “Kalau tidak dibuang, ya dikasih ke sapi dek, makanya kami sangat merasa beruntung dan kami jadi tau bahwa pelepahnya ternyata juga bisa dimakan.” Ungkap salah satu warga sambil mencicipi keripik yang diberi nama ‘Pelpis’ tersebut.


Tahun ini, IDIA Prenduan memang menerapkan konsep baru dalam pelaksanaan Praktek Pemberdayaan Masyarakat. Dengan mengusung konsep ABCD (Aset Based Comunity Development) diharapkan mahasiswa bisa dan mampu memanfaatkan aset-aset di desa, yang kemudian bisa dikembangkan dikemudian hari.


Kegiatan yang berlangsung sejak 15 November sampai 15 Desember tersebut, IDIA Prenduan melepas 227 mahasiswa dan mahasiswi yang terbagi dalam dua zona, yaitu zona luar dan zona dalam. Zona luar ditempatkan diwilayah kecamatan Pragaan dan sekitarnya, sedangkan zona dalam ditempatkan dilembaga Al-Amien sendiri.


Sistem zonasi ini ditentunya diatur dalam rangka mengikuti aturan pemerintah tentang mengikuti protocol kesehatan pandemic covid-19 yang sampai saat ini masih terus berlangsung. (Zn/Had)

Bagikan:

Komentar