|
Menu Close Menu

Calon Ketum HMI Harus Obyektif, Independen dan Kritis Terhadap Kekuasaan

Minggu, 21 Maret 2021 | 21.37 WIB

Adam Rusydi, S. Pd, Anggota DPRD Jatim F-PG


lensajatim.id Surabaya-
Saat ini ormas kemahasiswaan terbesar dan tertua di negeri ini sedang berikhtiar memilih calon Ketua Umum dalam forum kongres. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berkongres di Surabaya, Jawa Timur, sejak 17 Maret lalu.


Tokoh nasional, Rizal Ramli  (RR) berharap siapapun kader yang kelak terpilih sebagai Ketua Umum, harus bisa membawa ormas kemahasiswaan itu bersikap obyektif, independen dan kritis terhadap kekuasaan.


"Ormas seperti HMI sebaiknya bersikap objektif, independen dan kritis terhadap kekuasaan. Mendukung kebijakan pemerintah jika itu benar dan bermanfaat untuk rakyat. Tetapi bersikap kritis, jika perlu menolak, bila kebijakan itu merugikan rakyat. Prinsip itu semakin penting, karena anggota DPR sebagian besar yes-man, dan tidak menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat," tegas eksponen aktivis mahasiswa ITB itu, Minggu (21/3/2021).


Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Golkar, Adam Rusydi berharap HMI tetap menjadi kawah candra dimuka dalam mencetak kader bangsa. Tentunya dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pengkaderan dan nilai - nilai idealisme.


Terkait adanya harapan sejumlah pihak, agar aktivis mahasiswa menjaga jarak dengan kekuasaan dan berkoalisi dengan rakyat. Eksponen aktivis HMI Unesa ini mengingatkan yang terpenting adalah azas proporsional.


"Saya kira nggak masalah, ketika HMI dengan kekuasaan. Terpenting ada azas proporsionalitas," ujar Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo ini.


Sedangkan alumni HMI Universitas Airlngga (Unair) Surabaya, Muhammad Fawait bersyukur kongres HMI dilaksanakan di Surabaya, kota pahlawan. Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Gerindra ini berharap ketua umum HMI yang terpilih nanti, punya jiwa pejuang pantang menyerah. Itu syarat mutlak untuk bisa menjadi nahkoda para pemuda dan pemudi Indonesia memajukan negara tercinta.


Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) yang akrab disapa Gus Mufa itu mengungkapkan, bangsa manapun termasuk Indonesia memperoleh kemerdekaan dan kejayaan tidak luput dari sumbangsih para pemuda dan pemudi.


"Saya fikir jika kebijakan pemerintah pro rakyat HMI harus kawal. Namun jika sebaliknya, ya adik-adik di HMI harus kritis. Tapi tetap kritik yang membangun sesuai jati diri bangsa kita," imbuh alumni pascasarjana UGM tersebut. (Had/Red)

Bagikan:

Komentar