|
Menu Close Menu

Soal Polemik Sholat Idul Fitri di Masjid Akbar Surabaya, Begini Tanggapan Ning Lia

Minggu, 09 Mei 2021 | 23.48 WIB

 

Dr. Lia Istifhama, Aktifis Perempuan NU Jawa Timur (Dok/Istimewa)

lensajatim.id Surabaya- Dr. Lia Istifhama ikut angkat bicara terkait adanya protes terhadap  rencana Masjid Akbar Surabaya menggelar sholat idul Fitri tahun 2021 ini. Tokoh muda perempuan NU Jawa Timur menjelaskan bila saat ini  aktivitas masyarakat di Kota Surabaya sudah mulai normal, sehingga tidak perlu memperdebatkan rencana sholat Idul Fitri di Masjid Akbar Surabaya yang terpenting tetap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 


“Secara logika sangat aneh dan unik bagi pikiran seseorang yang memprotes shalat Idul Fitri. Pada tahun 2020, oke lah, saat itu pandemi lagi menjadi perhatian utama publik. Namun tak lama setelah bulan Syawal selesai, publik juga tercengang dengan proses Pilkada 2020 yang mana melibatkan pengerahan massa dan sebagainya. Harus jujur lah, kampanye Pilkada kemarin gebyar seperti tahun-tahun sebelum pandemi, kan?”, terang perempuan yang akrab disapa Ning Lia ini saat dikonfirmasi. Minggu ( 09/05/2021).


Putri almarhum KH Masykur Hasyim ini lalu menjelaskan bila  saat ini suasana berangsur normal seperti sebelum Pandemi. Aktivitas masyarakat, termasuk pusat-pusat perbelanjaan sudah mulai ramai meski dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.


“Sekarang ini macet sudah biasa di jalanan Surabaya. Mall-mall pun ramai dan aktivitas perdagangan terlihat bergairah. Hal ini harus kita syukuri. Bahwa inilah bukti masyarakat Surabaya telah bangkit dari pandemi. Resiliensi sudah nyata. Nah, jangan lagi kondisi yang baik ini tidak dijaga dengan baik,” tandas penerima penghargaan Tokoh Muda Nadhliyin Inspiratif 2020 ini.


Ning Lia lalu meminta agar tidak mempersoalkan hal tersebut, karena itu terkait ibadah. " Maksud saya dalam hal ibadah contohnya, apa salah orang mau menunaikan shalat Idul Fitri di masjid? Itu hak mereka, mereka cinta ibadah, cinta silaturahmi, jangan halangi. Jangan protes masjid yang melangsungkan karena masjid itu tempat ibadah. Sama halnya dengan mall, tempat belanja. Jangan aneh-aneh lah orang yang niat pansos (panjat sosial, red) dengan mencari berita menodai nilai-nilai Islam,” sambungnya.


Aktifis penerima penghargaan Tokoh Peduli Covid 19 tahun 2020 ini menegaskan, bahwa spiritualitas penting di masa pandemi, termasuk dengan memuliakan masjid sebagai bentuk memohon pertolongan pada Allah SWT agar Covid-19 sepenuhnya hilang.


“Kalau sekarang ada oknum yang memprotes shalat Idul Fitri, nah kemarin saat Pilkada 2020, kemana saja? Apa kabar pengerahan massa saat itu? Jangan karena punya kepentingan, jadi aneh-aneh pola pikirnya. Justru, bagaimana saat ini peningkatan spiritualitas di masa pandemi,” urainya.


Spiritualitas kata Ning Liaz disini adalah  memuliakan tempat ibadah. "Umat muslim memuliakan masjid. Umat Kristen memuliakan gereja, dan semua agama pada tempat ibadahnya. Di sini kita menjalankan fungsi tempat ibadah sebagai tempat berserah diri pada sang Khalik, tawakkal dan memohon Covid-19 segera punah sepenuhnya di muka bumi,” harapnya.


Secara lugas, Ibu muda yang kerap berbibcara tentang urgensi sekolah tatap muka bagi siswa SD dan SMP tersebut, menyayangkan sikap pihak-pihak yang memprotes pelaksanaan shalat Idul Fitri. Salah satunya adalah yang menimpa Masjid Akbar Surabaya yang diprotes lantaran berniat menggelar shalat Idul Fitri pada 1 Syawal 1442 H dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.


“Masjid Akbar Surabaya selama ini telah menunjukkan komitmen penerapan prokesnya. Terus masalahnya dimana? Apalagi, saya yakin jika dihelat shalat Idul Fitri di sana, khotbah dan doa yang dihaturkan adalah berkaitan permohonan pertolongan dan kesehatan. Hal ini mulia, seperti halnya Presiden Jokowi yang melangsungkan shalat Istisqa’ saat terjadi musibah kabut asap Riau 2019 lalu,” pungkasnya.  (Red)

Bagikan:

Komentar