|
Menu Close Menu

PGRI Bondowoso Bergejolak, Desakan KLB Semakin Menguat

Jumat, 04 Juni 2021 | 15.29 WIB

PGRI dalam sebuah kegiatan (Dok/Tribunnews.com)


lensajatim.id Bondowoso-
Gejolak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)  Kabupaten Bondowoso semakin menghangat.Terbaru, isu Konferensi Luar Biasa (KLB) semakin menguat bahkan sudah  terjawab . Hari ini. Jumat (04/06/2021) selepas pertemuan bersama 14 PC lainnya, Ketua forum PC PGRI bermartabat menyampaikan bahwa sesuai hasil kesepakatan forum, KLB PGRI Bondowoso akan digelar akhir Juni.

Hal ini dilakukan setelah muncul kuatnya desakan dari mayoritas PC PGRI kecamatan di Bondowoso untuk segera menyelematkan PGRI dari stigma negative dari para anggota dan lintas sektoral.


Seperti diketahui, menguatnya desakan KLB PGRI Bondowoso bermula dari merebaknya video porno yang diduga kuat dilakukan oleh ketua PGRI Bondowoso dan tersebar luas di berbagai media sosial. Kejadian tersebut memaksa PGRI Jawa Timur menurunkan tim Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Alhasil, ketua PGRI yang baru menjabat kurang dari setengah tahun tersebut harus mengundurkan diri.


Jarot menambahkan, desakan KLB itu bukan saja karena kasus tersebut (red: video), namun berdasarkan analisis forum PC PGRI bermartabat bahwa kepengurusan PGRI terlalu banyak melakukan pelanggaran AD/ART.


“Banyak sekali mas pelanggarannya, sudah dibahas detail bersama forum dan surat segera dilayangkan ke PGRI Jatim sehingga KLB ini legalitasnya bisa dipertanggungjawabkan” imbuh Jarot.


Sementara itu, pengurus Forum PC PGRI bermartabat lainnya Fathorosi menambahkan bahwa aturan KLB ini tertuang jelas dalam AD/ART PGRI Bab XXXIII pasal 97.


“Dalam pasal  tersebut secara eksplisit jelas bahwa KLB berdasar atas permintaan ½ (seperdua) jumlah cabang, pendukung KLB hingga detik ini 14 PC dari syarat minimal 12 PC dari jumlah total PC di Bondowoso 23 PC”.

Kuatnya desakan kuat penyelenggaraan KLB PGRI Bondowoso oleh forum PC PGRI bermartabat ini juga didengar santer berbagai guru. Salah satunya guru SD yang bernama Nanang.


“Saya sudah dengar lama kasus itu mas, makanya sebagai guru yang cinta PGRI dan setiap bulan membayar iuran PGRI saya sangat mendukung upaya KLB ini demi mengembalikan marwah PGRI Bondowoso” tegas Nanang. (Red)

Bagikan:

Komentar